Minggu, 19 Maret 2017

Suka Naik Gunung? Perhatikan 10 Tips Aklimatisasi Ini

Waaaah sepertinya musim hujan sudah mau berakhir, nih. Paling enak kalau di pertengahan musim gini ya naik gunung. Kenapa? Soalnya rumput masih hijauuuu dan pohon-pohon juga masih rindang. 

Beberapa minggu yang lalu saya sempat hadir di acara bincang-bincang di Consina Outdoor tentang "Sharing Tips Mendaki Gunung". Asyik ngets sharing-nya, selain belajar bagaimana cara mendaki gunung yang baik dan benar, kita juga tau bagaimana cara mengatasi supaya kita tetap sehat bugar saat mendaki.

Salah satunya yang paling saya perhatikan adalah tips bagaimana kita terhindar dari penyakit ketinggian atau Altitude Mountain Sickness (AMS) saat mendaki gunung.
Ini penting banget nih! Jadi naik gunung ya gak cuma sekedar mengejar puncaknya doang, tapi tujuan utamanya adalah kita berangkat dengan kondisi sehat dan berhasil pulang ke rumah dengan kondisi yang sehat pula.

"Teknik tersebut adalah teknik aklimatisasi. Aklimatisasi merupakan upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasuki. Untuk mendaki gunung, konteks aklimatisasi di sini adalah penyesuaian tubuh terhadap ketinggian tertentu," kata Mountain Guide di Indonesia Expeditions, Rahman Muchlis,

Nahhh dari hasil sharing itu, saya rangkum beberapa tips tentang aklimatisasi nih yang disaring dari beberapa narasumber.
  1. Mendakilah dengan ritme yang konstan dan perlahan, hindari mendaki terlalu cepat saat memasuki zona altitude yang lebih tinggi. Naik gunung jangan buru-buru kayak dikejar zombie, yak.
  2. Untuk proses aklimatisasi yang lebih baik, Mas Rahman menjelaskan, "Mendakilah ke tempat yang lebih tinggi dan bermalamlah di tempat yang lebih rendah."
    Contohnya dalam kasus mendaki gunung di atas 4.000 mdpl, jika jarak antara pos A dan pos B melampaui ketinggian 4.000 mdpl, dari pos A mendakilah ke pos B. 
    Kemudian, turunlah kembali ke pos A untuk bermalam di sana. Proses ini akan membuat aklimatisasi berjalan lebih baik. Inilah seni mendaki gunung.
  3. Minum secara teratur, setidaknya 4-7 liter per hari. Ingat! Minum air putih jangan minum air pipis sendiri.
  4. Makan-makanan berkalori dan bernutrisi tinggi. Mungkin kayak buah atau sayuran. Kalau gak ada sayuran, jangan makan daun, ya -_-.
  5. Istirahat dan tidur yang teratur, kurang lebih 6-8 jam. Kurangnya istirahat dan tidur akan membuat kerja tubuh kurang maksimal. Nih yang sering begadang di gunung.
  6. Tenang dan tidak terlalu banyak melamun. Lakukanlah aktivitas ringan untuk menjaga tubuh supaya tetap bergerak. Disarankan juga untuk beraktivitas di cahaya matahari pada siang hari daripada tidur. Jika tidur, intensitas pernafasan akan menurun dan memperburuk gejala AMS.
  7. Hindari mengonsumsi alkohol, tembakau, dan obat penenang (contohnya obat tidur). Hal ini dapat menghambat pernafasan dan memperburuk gejala AMS. Jadi yang doyan nyimeng dan kobam, berhenti dulu dah.
  8. Gunakan seluruh pakaian dan peralatan sesuai dengan kebutuhan dan ketinggiannya.
  9. Jika mulai terjadi gejala penyakit ketinggian seperti pusing, mual, dan sesak nafas, jangan mendaki lebih tinggi sampai gejala tersebut hilang. Jika gejala meningkat, turunlah ke tempat yang lebih rendah.
  10. Perlu diingat bahwa kemampuan adaptasi setiap orang terhadap ketinggian berbeda-beda. Pastikan setiap orang dalam tim Anda telah beradaptasi dengan baik terhadap ketinggian dan iklimnya sebelum naik ke tempat yang lebih tinggi.
Bagaimana? Sudah siap menjelajah dan mendaki gunung kembali dengan tips-tips di atas? Let's goooooo!
Saat berhasil menginjakan kaki di Puncak Mahameru, Gunung Semeru (2013)

2 komentar: