Sabtu, 10 November 2012

Trip 3 Kota: Banjarnegara-Wonosobo-Temanggung

Halo liebe alle.. Wir treffen wieder :D. Wie geht es Ihnen? Ich hoffe, dass Sie ein Glueck haben..
Na ja, ich moechte ueber meine Reise in Dieng erklaeren. Also, hoeren Sie bitte zu!!

2 November 2012
Kami yang terdiri dari gue sendiri, Zein, Mirza, Delta, Endra, Uwik, dan Runi bersiap-siap untuk segera berangkat ke kota Banjarnegara. Kami berangkat menggunakan motor. Kami berangkat sekitar pukul 8 malam, wowww ternyata perjalanan malam ke Banjarnegara seru! Jalanan yang berkelok melewati desa ke desa lain, melewati jalanan yang tidak ada lampunya, sampai jalanan sempit yang tidak beraspal. Semua kami lewati dengan lapang dada, kenapa? Karena perjalanan ini bikin pegel pantat -_- soalnya track nya beda-beda.
Kami sampai di Banjarnegara, tepatnya di rumah Runy sekitar pukul 10 malam. Sesampainya di sana mungkin teman-teman bisa tebak apa yang kami lakukan? Yep, makan dan langsung bobo haha.

3 November 2012
Seperti yang sudah kami rencakan, hari ini kami akan pergi ke Dieng Plateau. Sebuah wisata alam yang sangat wonderful wonderful, kamu cantik cantik dari hatimu~ ett gue malah nyanyi. Yak, kami berangkat dari rumah Runy sekitar pukul 10 pagi. Naas hari itu si Mirza, belom ada setengah perjalanan, mungkin baru 5km  dari rumah mba Runy, dia sudah ditilang pak Polisi hahaha. Gara-garanya karena dia tidak menyalakan lampu utama, dan akhirnya dia kena tilang Rp.40.000 hahaha.

Perjalanan ke Dieng ini sungguh sangat indah dan lumayan ekstrem. Pemandangan pegunungan adalah yang paling sering kami lihat. Hamparan sawah dengan sistem terasering, kebun-kebun yang mulai panen, langit yang biru, dan kabut yang sering kali menyelimuti adalah teman perjalanan kami, indah bukan? Oya jalananya juga ekstrem lho, soalnya naik turun, dah kalau jalanan naik, gue harus sekuat tenaga nge gas motor gue, karena gue ngeboncengin orang yang cukup besar, jadi kadang-kadang harus dibantu dorong pake kaki gue buat bisa naik. Yak so far perjalanan ini akan gue kenang.

Di perjalanan kami melihat 1 spot bagus untuk istirahat dan sekedar berfoto-foto. Berhentilah kami di sana. Pada hari itu memang sedikit kendaraan yang melintasi jalan menuju ke Dieng. Mungkin bukan waktunya liburan. Ini keuntungan buat kami, karena kami bisa tidur-tiduran di aspal dan foto loncat di jalanan, penting gak sih? -___-.

Puas berfoto-foto ria, lanjutlah perjalanan kami. Pada sekitar pukul 1 siang, kami sampai di sana. Biaya tiket masuk 1 orang Rp.10.000 untuk masuk ke kawasan candi dan kawah Sikidang. Untuk kawasan candi sendiri ada 9 kompleks candi,yaitu Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Sembrada, Candi Srikandi, Candi Setyaki, Gangsiran Aswatama, dan Candi Dwarawati. Tapi yang kami kunjungi hanya 2 kompleks candi, Candi Setyaki dan Candi Arjuna.



Perjalanan kami lanjutkan ke kawah. Kawah di dataran tinggi Dieng ini ada 8 kawah vulkanik yang masih aktif, diantaranya Kawah Candradimuka, Sibanteng, Siglagah, Sikendang, Sikidang, Sileri, Sinila, dan Timbang. Tetapi kami hanya mengunjungi 1 kawah, yaitu kawah Sikidang, karena hanya kawah ini yang mudah untuk di kunjungi dan yang paling terkenal untuk para wisatawan. Kawah-kawah yang lain ada juga yang berpotensi gas beracun, jadi tidak bisa dikunjungi.
Nanya doang kaga beli -.-
At Kawah Sikidang

Dekat Telaga Pengilon
Yang belum tahu, bahwa dataran tinggi Dieng ini terletak di antara 2 Kabupaten, Banjarnegara dan Wonosobo. Kompleks candi dan kawah Sikidang berada di kabupaten Banjarnegara. Sedangkan telaga-telaga berada di Kabupaten Wonosobo, unik sekali. Jadi, jika kita ingin masuk ke telaga-telaga, kita dikenakan tarif lagi seharga Rp.6.000. Cukup murah lah, dengan harga segitu kita sudah bisa menikmati banyak keindahan alam Tuhan. Kita juga puas mau ngapain aja di sana, asal yang possitif yaaa :).

Untuk telaganya sendiri, di sini terdapat 6 telaga, yaitu Telaga Warna, Telaga Cebong, Telaga Merdada, Telaga Pengilon, Telaga Dringo, dan Tenaga Nila. Tapi kami hanya mengunjungi 2 telaga, yaitu Telaga Warna dan Telaga Pengilon.



With Hana and Julia
Di kawasan ini juga terdapat banyak goa, tetapi kami tidak sempat masuk ke dalam goa karena goa sedang ditutup dan tidak ada penjaganya. Kalau kami masuk kesana sih bisa saja, tetapi mungkin gak bisa keluar, karena hawa mistis di sana terasa sekali, hiiiih. Paling lama kami menghabiskan waktu di Telaga Pengilon, karena sedikit orang yang ke sana ditambah pemandangan yang super sekali. Ah indah banget ya Allah suasana di sana, bisa bercanda bareng teman-teman, dan melupakan hiruk pikuk kuliah :))). Di sana juga kami sempat bertemu 2 warga negara Jerman. Namanya Hana da Julia. Bisa ngomong Jerman juga di Dieng hoho.

Telaga Warna
Di dataran tinggi Dieng ini memiliki puncak-puncak, diantaranya Gunung Prahu (2.565 m), Gunung Sikunir (2.395 m), dan Gunung Sikunir (2.263 m). Kami tidak mengunjungi semuanya, karena kami tidak cukup siap untuk hiking. Suhu rata-rata di sini berkisar 15-20 derajat pada siang hari dan 10 derajat pada malam hari. Bahkan pada bulan Juli-Agustus suhu bisa mencapai 0 derajat dan bisa menghasilkan embun beku. Pantas saja, air di sana sangat dingin! Brrrr.
Pemandangan dari menara pandang

Puaaaaaaassssss main ke sini!!! Kami pun bergegas kembali ke rumah mba Runy. Etapi kami malah mampir lagi ternyata. Kami mampir di menara pandang. Wow keren sekali pemirsa melihat pemandangan dari menara pandang ini. Gak nyesel dah!

Hari ini pun ditutup dengan perasaan puas dan lumayan capek juga. So kami kembali pulang.


Pada malam harinya, bukannya kami istirahat, tetapi malah main-main di rumah mba Runy. Ada yang bakar ikan tapi gagal, ada yang nonton tv, ada yang online, ada yang joget-joget JKT48, dll haha. Oia, semenjak di sini gue dapet penyakit yang lumayan aneh, pas gue bangun pagi harinya ternyata leher udah sakit dan tangan kaki pun bentol-bentol, mungkin gue gak cocok kali ya sama udara di sini, padahal udaranya enak banget lho, gak panas gak dingin. Tapi kata dokter, gue digigit serangga, entahlah.
SPT48 -___-

4 November 2012
Kami berencana untuk lari pagi ke alun-alun. Tetapi semua gagal karena banyak yang gabisa bangun pagi, diantaranya gue hahaha. Gue baru bangun jam 8, padahal rencana pergi jam 6. So, hari itu kami hanya bersantai ria di rumah mba Runy.

Sekitar pukul 12, kami siap bergegas pulang ke Jogja. Tetapi tidak langsung ke Jogja, melainkan mampir dulu ke kebun teh di Wonosobo dan mampir ke rumah Endra di Temanggung. Lumayan, bisa 2 Kabupaten di sambangin hhihi. Kota Wonosobo ini keren! Tata kotanya mengikuti alam sekitar yang pegunungan, jadi lah naik turun gitu, keren pokoknya!

Sampai kebun teh sekitar pukul 1, cool man! Jujur, ini adalah kali pertama gue main ke kebun teh hahaha. Nikmat banget ternyata pemandangannya. Berfoto-foto ria lah kami di sana. Tetapi sejenak hilang kebahagiaan kami, karena pas mau melanjutkan perjalanan, motornya mba Runy dan Endra bocor ban! Akhirnya mendorong motor ke atas dengan pemandangan kebun teh kanan kiri adalah yang kami rasakan saat itu, gue pun kebagian jatah dorong motor haha, cape gilaaaa ternyata dorong motor dengan jalanan nanjak!

Setelah motor selesai di tambal, kami melanjutkan kembali perjalanan kami ke arah Temanggung. Ternyata ya kawan, Temanggung gak kalah keren, rapihhhh banget kotanya. Pohon-pohon berjejer rapi di samping jalan raya dengan warna cat yang khas dengan pembatas dan rumah warga yang teratur pula, serasi! Senyum-senyum mulu gue di jalan pas di Temanggung.

Kami istirahat sejenak di rumah Endra, ya lumayan lah mengisi perut gratis lagi haha (maklum anak kos). Selesai istirahat, siap untuk menuju Jogja! Yeah Kota Istimewa ini selalu bikin sumringah ketika gue pulang dari segala trip.

Intinya, trip 3 kota ini sangat berkesan buat gue dan teman-teman gue. Bahwa ini adalah sebagian kecil dari banyaknya keindahan alam Tuhan yang diberikan ke Indonesia. So guys, jangan bangga kalau lo udah sering ke luar negeri tapi jarang menikmati alam Indonesia yang banyak banget dan super keren! Cintailah dan rawatlah bumi kita ini. Akhir kata Wassalamualaikumw warahmatullah wabarakatu. :)))

4 komentar: