Minggu, 23 Februari 2014

Menjelajah Bangkok dalam 10 Hari

Bangkok at night
Sebagus dan sedetail apapun lo bikin ittinerary, pasti gak akan sama persis dengan kenyataan. Di postingan gue sebelumnya, gue menulis jadwal gue di 20 hari perjalanan ini. Perjalanan di Phuket alhamdulillah berjalan dengan lancar dengan mengikuti jadwal perjalanan yang telah gue buat. Tapi di Bangkok, beda lagi ceritanya. Gue berencana untuk tinggal di Bangkok hanya 3 hari dan Ayutthaya (2 jam dari Bangkok) hanya 2 hari. Tetapi pada kenyataannya gue tinggal di Bangkok selama 10 hari (tanpa ke Ayutthaya)!!!

Biar gue perjelas nih ceritanya. Jadi, pada hari kedua di Bangkok, gue menuju stasiun kereta api Hua Lamphong untuk membeli tiket kereta No.35 dari Bangkok ke Penang (Malaysia). Tetapi setelah gue mau beli, ternyata tiket pada tanggal 2 Februari sudah ludes terjual. Oke gue mundurin tanggalnya, di cek lah tanggal 3,4,5 dan ternyata sudah ludes terjual juga, men! Gila sadis ini kayak kereta ekonomi di Indonesia aja, harus beli 7 hari sebelum keberangkatan. Setelah di cek tanggal 6, akhirnya tiket ada dan hanya tersisa 6 kursi. Tanpa mikir terlalu lama, gue beli lah tiket menuju Penang pada tanggal 6 Februari. Dengan kata lain, gue di Malaysia hanya 4 hari, coy L. Setelah itu baru gue melihat keseluruhan ittinerary. Hanya 4 hari di Malaysia? Mana mungkin dalam 4 hari itu bisa mengunjungi 3 kota (Penang, Melaka, Kuala Lumpur) yang gue rencanakan. Harus ada yang dikorbankan. Dari segi keuangan dan keefektifan waktu, gue akhirnya menghilangkan Melaka dari daftar kota yang akan gue kunjungi. Hm agak kecewa juga sih. Berarti gue hanya mengunjungi Penang dan Kuala Lumpur. Karena di postingan sebelumnya juga gue bilang bahwa gue belum mendapatkan host di Penang, jadi gue memutuskan untuk tidak bermalam di Penang. Dengan semua ini, dapat disimpulkan bahwa gue akan menjelajah Bangkok selama 10 hari (27 Jan-6 Feb), mengunjungi Penang 1 hari (7 Feb) dan Kuala Lumpur 2 hari (8-9 Feb), untuk hari terakhir (10 Feb) gak gue hitung karena pada pagi harinya gue langsung ke bandara untuk kembali ke Indonesia.

Buat teman-teman yang ingin menempuh perjalanan dari Bangkok ke Penang dengan menggunakan kereta api, lebih baik memesan lebih awal sekitar seminggu sebelum keberangkatan di stasiun kereta api mana saja di Thailand (tidak harus di Bangkok) atau bisa juga membelinya secara online. Nah kalau pembelian secara online, gue belum tau bagaimana prosesnya, karena jujur, web kereta api Thailand agak susah dimengerti dengan bahasa Inggris yang terbatas di web-nya.

Di Bangkok ini, gue akan tinggal di sebuah kondominium apartemen seorang teman dari Indonesia. Dia adalah mba Sabrina, teman sesama couchsurfer dari Yogyakarta yang sekarang menetap di Bangkok untuk bekerja di sebuah travel agent internasional. Alhamdulillah mba Sabrina banyak membantu gue selama di Bangkok, dari menemani makan sepulang kerja, memberi saran, saling tukar pengalaman, dan juga pergi bersama-sama menjelajah Bangkok.

Selama gue di Phuket gue gak beli kartu lokal, karena di rumah host gue sudah ada wi-fi. Begitu juga di Bangkok, gue gak beli walaupun di rumah host di sini gak ada wi-fi. Tapi di semua mall dan cafe terdapat wi-fi. Tidak semua wi-fi gratis lho, maka dari itu carilah wi-fi yang gratis! haha.

Transportasi
Bangkok kalo pagi berkabut lho
Bangkok adalah salah satu kota metropolitan di Thailand. Infrastruktur dan tata kota di Bangkok sudah cukup baik. Bisa dilihat dari alat transportasi umum di sini. Semua terintegrasi dengan sangat baik. Terdapat bus umum yang modern dan bahkan yang sudah tua masih terawat dengan baik, BTS dan MRT yang sangat modern dan sangat membantu perjalanan gue di kota ini, express boat atau kapal yang menjelajah Sungai Chao Phraya yang membelah kota Bangkok, juga terdapat ojek yang sangat teratur. Ojek di Bangkok semuanya menggunakan rompi khusus, ada yang berwarna oranye, merah, pink, hijau, biru tergantung daerahnya masing-masing. Uniknya lagi, pada pagi dan sore hari (jam masuk dan pulang kerja), ojek ini banyak diburu oleh para pekerja. Karena saking banyaknya para pekerja yang masuk/pulang kerja, mereka mengantri memanjang menunggu ojek yang datang di pos-nya. Mengantri lho ya, ini ojek. Hal yang benar-benar gak pernah gue temui di Jakarta maupun Indonesia. Ini menjelaskan bahwa Bangkok lebih teratur dari Jakarta.
Banyak yang mengantri ojek, (maaf nge-blur)
Jalan-jalan di Bangkok pun tidak seruwet Jakarta. Maksud gue, trotoar di Bangkok sangat teratur dan banyak dipakai pejalan kaki. Beda dengan Jakarta yang sepertinya sudah jarang terlihat trotoar dengan fasilitas yang baik dan nyaman untuk digunakan pejalan kaki. Pedagang kaki lima di sini pun sadar dengan berjualan hanya di pinggirnya saja, tidak menghabiskan trotoar. Dan ini pun ada jam khususnya. Kebanyakan penjual kaki lima mulai berjualan pada pukul 4 sore.
Di Bangkok ada macet juga 
Dengan segala fasilitas ini, gak kaget kalau ternyata tiket BTS dan MRT di Bangkok cukup mahal untuk kantong gue. Rata-rata sekali perjalanan, harga tiket yang harus kita bayar adalah 30 Baht atau Rp.12rb. Ini pun kalau beli tiket terusan 15x perjalanan. Tiket terusan 15x perjalanan ini bisa dibeli sekitar 400 Baht (gue agak lupa soalnya) di loket-loket setiap stasiun BTS. Kalau tidak beli tiket terusan, bisa lebih dari harga tersebut, tergantung jarak yang kita tempuh.


Peta jalur MRT dan BTS Bangkok
BTS On Nut Station
Stasiun penuh kenangan buat gue


MRT Silom Station
Perlu diketahui juga, bahwa BTS dan MRT itu beda. BTS adalah Bangkok Mass Transit System (semacam kereta layang lah), sedangkan MRT adalah Mass Rapid System (kereta bawah tanah). Jadi tiket terusan masing-masing BTS dan MRT berbeda-beda, begitu juga dengan jurusannya, tetapi terintegrasi dengan sangat baik. BTS dan MRT buka pada pukul 06.00 dan berhenti beroperasi pukul 00.00.

Moda transportasi yang paling gue sukai di Bangkok adalah Chao Phraya Express Boat! Kita bisa menikmati kota Bangkok di sebuah kapal. Itu sangat mengesankan buat gue. Sebuah sungai tepat di tengah kota metropolitan yang sangat besar dan bisa dikelola dengan sangat baik oleh pemerintah. Jarang gue lihat ada sampah berserakan di sungai. Bangunan di bantaran sungainya pun sangat rapih. Sungai ini juga melintasi berbagai hotel mewah dan tempat wisata yang sangat terkenal di Thailand seperti Wat Pho, Wat Arun, Grand Palace, Khao San Road, dan masih banyak lagi. Seandainya sungai di Jakarta bersih seperti ini....

Peta jalur Chao Phraya River Boat 

Perlu diingat, bahwa kapal yang sering digunakan oleh wisatawan asing adalah kapal berbendera oranye. Jadi, naiklah kapal tersebut, karena kapal tersebut berhenti di dermaga yang berdekatan dengan tempat wisata. Biaya sekali jalan 40 Baht. Jika lo mau beli daily pass bisa, harganya 150 Baht. Bisa puas seharian naik ini dah. Kapal ini berhenti beroperasi pukul 21.30 waktu setempat, gue lupa bukanya pukul berapa. Jadi harus diingat ya jangan sampai terlalu malam, bisa rempong dah pulangnya kalo udah lewat jam tersebut.

Kapal berbendera oranye
Nah kalo ini kapal berbendera biru, kapal penumpang biasa
Gue suka pemandangan ini
Untuk kereta api berbeda lagi dengan BTS dan MRT. Kereta api dioperasikan oleh State Railway of Thailand. Di Bangkok terdapat stasiun kereta api terbesar di Thailand, yaitu Hua Lamphong Station (terkoneksi dengan MRT). Gue membeli tiket kereta No.35 jurusan Bangkok-Penang di sini. Harga kereta tersebut cukup mahal, yaitu 1120 Baht (upper berth) atau sekitar Rp.403rb. Kenapa gue memilih naik kereta, tidak pesawat? Ah masa perjalanan ditempuh pesawat semua, sih? Gak seru kali. Dengan naik kereta, mata kita akan lebih dimanjakan dengan pemandangan di jalan. Di sini juga gue bisa ambil kesimpulan bahwa pemandangan jika naik kereta di Indonesia lebih indah dari di Thailand. Di Thailand biasa aja, men. Ternyata Thailand menang di ibukotanya saja, di kota-kota lainnya Indonesia tetap lebih indah dari Thailand (menurut gue lho ya).
Nah ini kereta Bangkok-Penang
(Atas) Siang hari
(Bawah) Malam hari
Jenis kereta yang gue naiki adalah sleeper berth, kereta yang siang harinya terdapat tempat duduk dan malam harinya bisa dirombak menjadi tempat tidur yang sangat nyaman. Terdapat 2 jenis tempat tidur, lower berth (bawah) dan upper berth (atas), upper berth lebih murah harganya, tetapi sedikit lebih kecil dan tidak ada jendelanya. Buat gue itu udah cukup, lagipula kalau malam mau melihat apa? Semuanya gelap.
Kita akan mendapatkan fasilitas yang memadai di kereta ini. Fasilitas tempat duduk yang bisa dirombak menjadi tempat tidur pada malam hari dengan bantal dan selimut sudah mampu membuat perjalanan kita menjadi nyaman. Terdapat pula restorasi dengan makanan yang mahal, wastafel, dan juga kamar mandi yang bersih. Saran kalau naik kereta api, lebih baik membeli makanan sebelum berangkat seperti roti dan nasi bungkus. Karena harga makanan di kereta terbilang mahal untuk seorang backpacker. Tetapi kalau sudah hampir sampai perbatasan Thailand-Malaysia, sering kali terdapat penjual makanan yang masuk ke dalam kereta. Nah pada waktu itu gue membeli nasi ayam seharga 40 Baht (harga normal makan di Thailand).
Ada wastafel untuk cuci muka dan tangan, buat wudhu juga bisa
Kamar mandinya nih
Tempat Wisata dan Belanja
Banyak tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi dan juga sebagai surga belanja di Bangkok. Seperti Wat Pho yaitu kuil tempat patung Buddha tidur berada, Wat Arun yang terkenal akan tangganya yang curam, Grand Palace, Wat Saket, Khaosan Road, Lumphini Park, Dusit Palace, National Museum, China Town, Chatuchak Weekend Market, dll.
Dalam 10 hari ini, gue gak mengunjungi semuanya karena masalah budget. Contohnya Grand Palace, harga tiket ke tempat tesebut adalah 500 Baht. 500 Baht untuk gue bisa buat makan 6 hari, cuy. Ya maklum, 10 hari di Bangkok dengan kondisi uang yang gue bawa hanya untuk 3 hari di Bangkok agak membingungkan gue. Jadilah dalam 10 hari ini, gue mengunjungi semua tempat yang gue sebut tadi kecuali Wat Saket, Grand Palace, Dusit Palace, dan National Museum.
Jadi gue jelasin tempat yang gue kunjungi aja ya hehe.

1. Wat Pho
Wat Pho adalah sebuah kuil terkenal dengan Sleeping Buddha-nya. Biaya masuk ke tempat ini adalah 100 Baht. Untuk orang lokal Thailand, biaya masuk gratis. Buat lo yang mau pura-pura jadi orang lokal boleeeh. Asal harus fasih berbahasa Thai dan mungkin harus punya kartu identitas semacam KTP-nya Thailand haha. Untuk menuju tempat ini sangat mudah. Jika tempat lo jauh dari Chao Phraya River, naiklah dahulu BTS dan turun di BTS Saphan Taksin. BTS Saphan Taksin terkoneksi langsung dengan Sathorn Pier (Pier = Dermaga). Dari Sathorn Pier naiklah kapal berbendera oranye ke arah utara dan berhenti di Tha Tien Pier. Setelah sampai dermaga, ikuti jalan keluar menuju jalan raya. Di sebelah kanan sudah terlihat bangunan megah dengan tembok besar, itulah Wat Pho. Buat yang mau ke sini harus berpakaian sopan ya, guys. Minimal baju selengan dan celana selutut. Topi juga harus dilepas. Di Wat Pho terdapat free wifi selama 1 jam. Caranya, carilah booth yang melayani free wifi (gak jauh dari pintu keluar) dan cukup mengisi data diri di sana. Nanti akan diberikan username dan password. Yang jaga di booth itu adalah siswi-siswi SMA setempat. Jadi kalo lo mau minta sekalian pin bb atau id line mereka boleeeeh, free juga kok haha.
How big He is!
Disediakan jubah untuk yang berpakaian kurang sopan
Stunning architecture!
3 different Buddhas
Time to relax under the wat
2. Wat Arun
Wat Arun dikenal juga sebagai The Temple of the Dawn. Tempat ini berada di distrik Thonburi. Sangat mudah untuk dicapai dari Chao Phraya River karena letaknya yang tepat di pinggir sungai. Kalau lo sudah mencapai Tha Tien Pier. Dari sana lo hanya cukup menyeberang sungai menggunakan Cross River Ferries dengan harga hanya 3 Baht.
Gue kaget banget penjual-penjual di sini ternyata bisa berbahasa Indonesia. Di sini disediakan juga baju adat Thailand yang bisa disewa. Dengan harga 100 Baht lo bisa pakai baju adatnya dan foto dengan pose sesuka lo, pun tidak dibatasi waktunya. Jadi puas-puasin deh hehe.
Harga masuk ke Wat Arun hanya 50 Baht. Harus berpakaian sopan juga kalau ingin berkunjung ke sini. Yang paling unik adalah tangga menuju puncak kuil ini cukup curam! Wow naiknya sih biasa aja, pas turun ituloh, liat ke bawah langsung ser-ser-an jantung hahaha, keren lah!
Wat Arun


 

3. Khaosan Road
Kampungnya para backpacker. Iya, banyak yang menyebut tempat ini kampungnya para backpacker. Tempat ini seperti Bang La Road di Patong, Phuket. Sebuah jalan yang ditutup untuk kendaraan bermotor dan hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki. Banyak juga hostel-hostel di daerah ini. Gue rekomendasiin dah kalo mau belanja di sini, tapi jangan gembor-gembor ya belanjanya. Masih ada tempat yang namanya Chatuchak Weekend Market, surga bagi lo yang ngaku shoppaholic.
Cara menuju tempat ini yang termudah adalah naik Chao Phraya Express Boat dan turun di Phra Arthit Pier (setelah Tha Tien Pier).
Persimpangan yang ada gajahnya,
entah kenapa terlihat keren banget persimpangan ini
Mau perjalanan lo lebih keren? Jalan kaki, men. Jika posisi lo sebelum ke Khaosan Road ada di Wat Pho atau Grand Palace, lebih baik jalan kaki saja. Dari pintu keluar Wat Pho belok kanan dan ikuti jalan. Setelah sampai persimpangan, belok kiri. Nah sampailah di Grand Palace, jika ragu pastikan gerbang atau temboknya itu tinggi atau kalo masih ragu tanya orang sekitar saja. Lurussss sampai di persimpangan yang ada patung gajah besar. Terus ikuti jalan ke arah Sanam Luang Park. Taman yang sangat luas. Setelah melewati taman, agak belok ke serong kanan dan lurus saja. Nanti akan ada papan jalan ke arah Khaosan Road dan sudah mulai ramai dengan para backpacker. Sampai deh di Khaosan Road.
Khaosan Road
4. China Town (Yaowarat Road)
Gue ke tempat ini diajak oleh mba Sabrina untuk merayakan Chinnese New Year bersama teman-teman couchsurfers dan juga rekan kerja mba Sabrina. Dan wow ini adalah perayaan Imlek terbesar yang pernah gue ikuti. Di sini, di sepanjang jalan rameeeee banget orang-orang. Ada sekitar 15 orang yang ikut di rombongan ini. Yang gue kenal ada mba Sabrina, Max, Loren, Thomas, Marah, Nuch, Dominika, dll. Mereka semua dari berbagai negara, ada Indonesia, Thailand, Maroko, Perancis, Jerman, dan Amerika.
Perayaan dilakukan dengan makan bersama. Di sini kami berbincang dengan segala topik. Topik yang bikin gue aneh adalah saat membicarakan facebook, mereka semua kaget kalau rata-rata orang Indonesia mempunyai teman di facebook sampai ribuan hahaha.
Di sini uang gue langsung ludes. Yaiyalah, banyak banget makanan yang dipesan. Kami membayar 230 Baht per-orangnya. Buset uang segitu bisa buat 6 kali makan tuh huhu. Agak nyesel tapi gapapa, sisi positifnya adalah bertambah teman, sukur-sukur bisa numpang pas gue main ke negaranya masing-masing hihi.
Chinnese New Year in China Town Bangkok
International Chinnese New Year :D
5. Chatuchak Weekend Market
Peta Chatuchak Weekend Market
Nah ini dia yang daritadi udah ditungguin shoppaholic buat gue bahas haha. Chatuchak adalah sebuah nama distrik di utara Bangkok. Cara menuju tempat ini sangat mudah, hanya naik BTS Sukhumvit Line dan turun di BTS Mochit. Nama Chatuchak (baca: jatujak) terkenal karena ada Chatuchak Weekend Market di setiap akhir pekan. Ingat ya, pasar ini hanya ada di hari sabtu dan minggu. Terdapat 8 ribu kios di sini. 8 ribu guys!
Jangan salah fokus yak
Bayangin deh, dalam satu hari ada 1440 menit, jumlah kios ada sekitar 8000. Kalo lo mengunjungi 1 kios 1 menit, lo akan butuh 8 hari untuk mengunjungi semua kios. Kalau lo gak mau tersesat di pasar ini, mending bawa peta pasar ini deh. Kemarin sih gue gak pakai peta, cuma feeling aja+seru tersesat haha. Terdapat 27 bagian di pasar ini yang terbagi dari kios buku, tanaman, binatang, baju, aksesoris, dll. Jadi menujulah ke bagian yang lo minati supaya efisien waktu. Pasar ini buka pukul 07.00 pagi. Waktu terbaik untuk mengunjungi pasar ini menurut gue adalah sore hari, sekitar pukul 15.00. Karena matahari sudah tidak terlalu terik. Nah, buat yang suka belanja, habiskan uang  kalian di sini hahaha. Apalagi cewe, udeh susah dikendalikan pasti. Kalau gue pribadi sih gak begitu suka beli ini-itu, paling hanya barang yang benar-benar tidak ada di Indonesia atau khas Thailand. Fix tempat ini keren (bagi yang punya uang lebih buat belanja :p).


6. Lumphini Park
Tempat ini adalah taman untuk berolahraga seperti jogging, senam, dan olahraga lainnya. Banyak juga orang-orang yang sekedar santai atau menikmati waktu bersama orang yang di sayang. Pemandangannya juga keren, gedung-gedung tinggi berjejeran. Tempatnya cozy banget. Cocok buat pacaran. Seandainya......

Lumpini Park

NB:
Website BTS : http://www.bts.co.th/
Website MRT: http://www.bangkokmetro.co.th/?Lang=En
Website Chao Phraya Boat: http://www.chaophrayaexpressboat.com/en/home/
Website Kereta Api Thailand: http://www.thairailways.com/

9 komentar:

  1. mau donk cp ny mb sabrina... rencana akhir sptember kesana

    BalasHapus
  2. @Didiet waah sepertinya gak bisa mas hehe. Coba join aja forum couchsurfing.org siapa tau dapat host di sana. Keep traveling! :D

    BalasHapus
  3. dari bangkok bisa ke penang langsung yah? enak banget yah. jadi gk perlu habisin uang pesawat lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa dong ;) Naik kereta No.35 Bangkok-Butterworth. Dijamin perjalanan kamu akan menyenangkan! Hehe

      Hapus
    2. Halo mas Alek,

      Untuk pembelian tiket kereta IE 35 ini bisa online atau harus langsung di stasiun? Karena saya kesulitan untuk info booking online.

      Hapus
  4. memang banyak sekali tempat wisata di bangkok yang bisa kita kunjungi..

    BalasHapus
  5. Lebih worth liburan ke thailand apa singapura ya? Jika rencananya mau mengunjungi malaysia dan salah satu negara tsb hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo pendapat saya pribadi jelas Thailand kak. Karena budaya di sana emang agak berbeda kek Indonesia. Yakinlah petualangan lebih seru hehe

      Hapus