Rabu, 17 Maret 2021

Serba-serbi Teknologi Smart Water untuk Hadapi Defisit Air pada 2030

bendungan air yang menggunakan teknologi smart water dari Schneider Electric

Hi guys!

Tahu gak, kalau masyarakat dunia akan menghadapi defisit air mencapai 40 persen pada 2030? Ada beberapa faktor yang membuat defisit air tersebut, di antaranya pertumbuhan populasi dan perubahan demografis, urbanisasi, serta perubahan iklim.

Sebagai informasi, total populasi dunia diperkirakan tumbuh menjadi 9,7 miliar pada 2050. Pada saat yang sama, konsumsi air meningkat 2,5 persen per tahun lebih cepat dari pertumbuhan populasi dunia. Kondisi ini menuntut pengelolaan air harus dilakukan lebih efisien guna memastikan keberlanjutan ketersediaan air bersih bagi seluruh makhluk di bumi.

Industri sektor air dan air limbah dalam hal ini perlu mencari solusi berkelanjutan dalam pengelolaan siklus air. Terutama harus fokus pada optimalisasi efisiensi energi, peningkatan sirkularitas dalam membangun kolaborasi dengan sektor lain, dan terlibat secara mendalam dengan komunitas masyarakat.

Baca juga: Biar Tambah Produktif dan Efisien, Industri Kecil Menengah Harus Go Digital!

Sejak 2015, World Economic Forum di Davos telah menegaskan krisis air sebagai risiko utama dunia yang harus diutamakan. Perusahaan pengelolaan air pun dituntut untuk terus berinvestasi dalam teknologi dan proses pengolahan terbaru.

“Sektor air dan air limbah menjadi garda terdepan dalam pengolahan dan penyediaan air bersih dengan pemanfaatan teknologi yang dapat mengurangi biaya operasional, menyediakan kemampuan analisis prediktif, dan mendukung pengambilan keputusan secara real time,” kata Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Hedi Santoso.

Di sinilah teknologi smart water berperan. Teknologi ini memang bukan hal baru, tetapi dalam beberapa tahun terakhir smart water telah menjadi fokus global. 

Teknologi smart water sendiri dikembangkan oleh Schneider Electric. Sebagai perusahaan global yang berfokus dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric mengadopsi pendekatan kolaboratif untuk solusi pengelolaan berbasis lingkungan dan layanan yang dapat digunakan oleh perusahaan di berbagai sektor dalam setiap fase perjalanan menuju keberlanjutan.

Lebih lanjut, Schneider Electric juga menjawab seruan untuk melakukan aksi yang dikampanyekan pada peringatan Hari Air Sedunia yang dirayakan pada 22 Maret setiap tahun dengan terus mengembangkan arsitektur EcoStruxure for Water and Wastewater.

Adapun arsitektur EcoStruxure for Water and Wastewater mencakup:

  1. EcoStruxure Asset Advisor dan EcoStruxure Power Advisor yang menyediakan data real-time untuk pengambilan keputusan lebih tepat dan cepat, mengoptimalkan kinerja operasional, mengurangi downtime, dan meningkatkan efisiensi operasional.
  2. EcoStruxure Maintenance Advisor yang memungkinkan pengoptimalan pemeliharaan sistem untuk mengontrol pasokan dan distribusi air dengan memonitor kesehatan perangkat secara real-time dan memberikan peringatan dini atas kemungkinan terjadinya kerusakan.
  3. EcoStruxure Resource Advisor untuk menyediakan visibilitas secara real-time terhadap konsumsi sumber daya, seperti air, energi, limbah, dan rantai suplai dalam kegiatan operasional.
  4. EcoStruxure Augmented Operator Advisor, yang berfungsi untuk diagnosis performa perangkat secara instan dan melakukan perawatan tanpa adanya kontak fisik dan mengurangi biaya operasional.
  5. EcoStruxure Secure Connect Advisor yang berfungsi untuk menjaga kecepatan respons tim maintenance dan quality control melakukan trouble shooting terhadap masalah yang terjadi dan memantau parameter kinerja di sistem pengolahan serta distribusi air.

Arsitektur EcoStruxure for Water and Wastewater pun telah banyak dimanfaatkan pada proyek-proyek pengelolaan air dan air limbah di seluruh dunia, seperti Anglian Water di Inggris, Shuqaiq 3 di Arab Saudi, pabrik pengolahan air limbah di California, dan Herning Water di Denmark.

Baca juga: 3 Alasan Industri Harus Terapkan Automasi Universal

Solusi tersebut juga telah terbukti mengurangi konsumsi energi hingga 30 persen dan meningkatkan efisiensi operasional pada instalasi pengolahan air dan jaringan distribusi air hingga 25 persen.

Lokasi: Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar