Jumat, 18 Februari 2022

Membangun Ekosistem Kerja Jarak Jauh yang Kolaboratif dan Produktif

Teknologi cloud computing dan artificial intelligence

Hi guys!

Inovasi teknologi memungkinkan pengelolaan operasional dan pemeliharaan di lokasi terpencil. Dengan bantuan industrial internet of things (IIoT), digital twins, cloud computing, dan AI, hambatan kompleksitas rantai pasokan, produksi, serta distribusi dalam kegiatan operasional dapat diatasi dengan menghubungkan proses inti ke dalam lingkungan digital terpadu.

Perusahaan seperti Schneider Electric dan AVEVA bahkan menyediakan perangkat lunak, layanan, digital power, dan solusi infrastruktur yang memudahkan transisi ke dunia operasional yang dikendalikan dari jarak jauh dengan ekosistem terhubung.

Berikut adalah tiga faktor kunci keberhasilan untuk membangun ekosistem operasional yang terhubung.

1. Industrial cloudcomputing

Menyediakan akses jarak jauh terhadap data dengan cara yang aman dan dapat diaudit menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan bagi organisasi yang mengharapkan ekosistem kerja terhubung secara produktif.

Pasalnya, mengakses data secara terintegrasi melalui solusi analitik berbasis cloud memungkinkan staf menavigasi kompleksitas baru dengan lebih gesit.

Ketika data disajikan dalam satu platform yang sama kepada staf dalam konteks yang relevan, mereka bisa melakukan kolaborasi untuk mengatasi masalah dengan jauh lebih baik dan mendorong efisiensi.

Baca juga: Mengulas Studi Terbaru Schneider Electric dan CNBC tentang Solusi Teknologi Digital terhadap Perusahaan

Ketika staf di seluruh rantai nilai mendapatkan akses "di ujung jari mereka" terhadap informasi yang sama, pengambilan keputusan akan menjadi lebih cepat, lebih tepat, dan lebih menguntungkan.

Misalnya, sebuah perusahaan energi multinasional yang aktif di sektor pembangkit dan distribusi listrik, ENEL. Baru-baru ini, perushaan tersebut mengembangkan pembangkit semi-otonom menggunakan teknologi digital twin dari AVEVA.

Dalam satu malam, mereka dapat mentransisikan 30.000 pekerja mereka di Italia ke model kerja jarak jauh. Informasi utama dari sistem inti di lokasi pun dapat dimigrasikan ke cloud tanpa menyebabkan gangguan apa pun pada operasional.

Investasi pada teknologi memungkinkan perusahaan memastikan kelangsungan dan semakin memperkuat ketahanan operasional perusahaan secara menyeluruh.

2. Kolaborasi digital

Dengan semakin terhubungnya akses ke data dan informasi penting, hal ini dapat meningkatkan kemampuan untuk mendorong kolaborasi yang lebih efektif. Perangkat lunak yang ada saat ini menyediakan informasi relevan dan dapat disesuaikan dalam bentuk dasbor berbasis data yang semakin menyederhanakan sekaligus memungkinkan kolaborasi secara virtual.

Misalnya, Neste, produsen diesel terbarukan dan bahan bakar penerbangan berkelanjutan terkemuka di dunia. Perusahaan ini sedang mengembangkan daur ulang bahan kimia untuk memerangi tantangan limbah plastik.

Dalam perjalanan mereka menuju netralitas karbon pada 2035, mereka menggunakan inovasi digital untuk mendorong hasil yang sustainable di seluruh lini bisnis.

Baca juga: Mengapa Operator Data Center dan Penyedia Colocation Harus Prioritaskan Sustainability?

Selama lebih dari 10 tahun, Neste terus meningkatkan volume produk terbarukannya. Saat ini, perusahaan memiliki kapasitas untuk memproduksi 3,2 juta ton produk terbarukan setiap tahun di kilangnya di Singapura, Rotterdam, dan Porvoo di Finlandia.

Namun, menyeimbangkan pasokan bahan baku dan produksi bahan bakar di beberapa lokasi secara global menjadi tantangan yang rumit. Neste menggunakan perangkat lunak AVEVA Unified Supply Chain untuk mengoptimalkan dan menjadwalkan renewable credits, serta mengurangi emisi dari penyulingan konvensional dan produksi diesel terbarukannya.

Solusi itu bekerja di 80 lokasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang optimal seputar pasokan dan distribusi, serta perencanaan dan penjadwalan produksi. Dengan penerapan cloud, tim dapat menggunakan kecerdasan data dan analitik untuk membuat keputusan cepat dari mana saja.

3. Artificial intelligence

Selain ketersediaan data dalam jumlah besar yang dibagikan di cloud, para pekerja membutuhkan teknologi digital untuk dapat mendukung mereka dengan inferensi jarak jauh, prediksi, panduan, dan adaptasi operasional. Kecerdasan buatan atau AI bisa dimanfaatkan untuk menciptakan kesadaran data dan mengisi celah atas pelaporan secara onsite.

Contoh terbaik dapat dilihat pada penerapan di produsen pasir minyak, Suncor dan penyedia listrik di Amerika Serikat (AS), Duke. Kedua perusahaan menggunakan hardware dari Schneider Electric yang dikombinasikan dengan pemodelan rentang dinamis AVEVA, yaitu alat prognostik dan analitik yang dilengkapi AI untuk mengoptimalkan proses di seluruh aset.

Mereka menggabungkan data tentang berbagai hal, mulai dari laju aliran dan volume hingga shift dan perencanaan operasional.

Baca juga: Peran Edge Data Center yang Ramah Lingkungan bagi Industri e-Commerce

Sekarang, pemimpin kedua perusahaan dapat mendeteksi kegagalan unit lebih awal, mengidentifikasi potensi tantangan produksi atau kegagalan peralatan sebelum terjadi, dan mengoptimalkan kinerja dengan mengalihkan secara otomatis ke komponen pabrik yang berbeda untuk mengantisipasi kegagalan.

Pemanfataan teknologi automasi tersebut telah memungkinkan Suncor untuk mendorong produktivitas dan memastikan produksi yang lebih tinggi, dan mengoptimalkan masa manfaat portofolio mereka. Di Duke, perusahaan dapat menghemat 34 juta dollar AS dalam satu operasional yang diprediksi AI.

Pekerja kedua perusahaan pun dapat merasakan manfaat penggunaan teknologi digital dan automasi yang memungkinkan mereka membuat keputusan lebih baik, berkolaborasi secara real-time, meningkatkan keselamatan, dan mendorong sustainability di seluruh operasional.

Lokasi: Jakarta, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar