Jumat, 14 Oktober 2022

Kompetisi Schneider Electric untuk Generasi Muda Hadapi Era Electricity 4.0

Schneider Electric menyelenggarakan kompetisi EEPS 2022

Schneider Electric berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk kembali menyelenggarakan Electrical Education Program and Competition (EEPC).

Adapun EEPS merupakan program pendidikan dan pelatihan vokasi untuk pengembangan kompetensi para calon ahli listrik Indonesia.

Baca juga: Masa Depan Sektor Kelistrikan di Era Electricity 4.0

Dalam program EEPC kali ini, Schneider Electric juga mengajak para generasi muda menyalurkan ide-ide kreatifnya dalam mencari solusi yang dapat meningkatkan keselamatan diri dan orang-orang terdekat dari bahaya listrik dengan perangkat arus residual residual-current device (RCD). Alasannya adalah karena kasus kebakaran belakangan ini terus meningkat.

Menurut catatan Pemadam DKI Jakarta, hingga September 2022, tercatat 1.197 kasus dan penyebab utamanya kebanyakan akibat korsleting listrik atau masalah arus pendek listrik.

Penyelenggaraan EEPC 2022 pun diikuti oleh 7.102 pelajar dan guru dari 103 sekolah menengah kejuruan (SMK) jurusan kelistrikan. Mereka mengikuti sesi pelatihan dan pembekalan secara online selama tiga minggu yang berlangsung mulai 18 Agustus hingga 1 September 2022.

Baca juga: Schneider Electric Lakukan Pembaruan Software EcoStruxure IT

Sebagai informasi, tema pembelajaran pada program EEPC kali ini berfokus pada persiapan calon ahli listrik menghadapi era electricity 4.0. Para peserta yang telah menyelesaikan seluruh webinar pun nantinya akan memperoleh sertifikasi EEPC dari Schneider Electric dan Kemendikbud Ristek.

Electricity 4.0

Distribution Vice President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Farhan Lucky mengatakan, internet of things (IoT) dan revolusi industri 4.0 tengah membawa manusia pada era electricity 4.0.

“Pemanfaatan teknologi digital yang dikombinasikan dengan listrik akan semakin luas dan masif digunakan di lintas sektor industri,” ujar Farhan.

Saat ini, lanjutnya, transformasi pabrik pintar, kendaraan listrik, smart grid, bangunan pintar, smart hospital, dan energi baru terbarukan adalah masa depan dunia.  Sejalan dengan itu, semakin banyak pula kebutuhan akan tenaga ahli kelistrikan berwawasan luas lintas bidang ilmu.

Baca juga: Upaya Schneider Electric Wujudkan Dunia Kelistrikan Lebih Tangguh dan Sustainable

“Pelatihan dan pembekalan pada program EEPC menekankan pada kemampuan problem solvingstrategic thinking, analisis data, dan pengenalan pada pengoperasian berbagai software yang diterapkan industri saat ini,” ujar Farhan.

Tujuannya adalah untuk melengkapi ilmu yang diperoleh di sekolah dengan wawasan dan ilmu praktis yang diterapkan di industri.

Tidak hanya ilmu baru di bidang kelistrikan, materi pembelajaran juga memfokuskan pada keamanan instalasi listrik, mengingat kasus kebakaran akibat korsleting listrik masih kerap terjadi.

Baca juga: Schneider Electric Jadi Perusahaan Terbaik dalam Diversity, Equity, dan Inclusion

Di akhir program, Schneider Electric dan Kemendikbud Ristek menggelar kompetisi yang mengangkat tema “Pentingnya Keselamatan Kita dan Keluarga dengan Perangkat Arus Residual RCD”.

Kompetisi tersebut diikuti oleh 1.446 peserta yang terbagi menjadi 541 kelompok. Dengan jumlah peserta sebanyak itu, kompetisi kelistrikan yang diselenggarakan oleh Schneider Electric ini mendapatkan anugerah dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan kategori Kompetisi Kelistrikan oleh Siswa SMK Terbanyak.

Penganugerahan pun diberikan secara langsung oleh Direktur Operasional MURI Jusuf Ngadri dan Customer Relations  MURI Lutvi kepada Schneider Electric.

Apresiasi Kemendikbud Ristek

Koordinator Bidang Program, Data, dan Informasi BBPPMPV BMTI, Kemendikbud Ristek Haryono turut mengapresiasi langkah Schneider Electric dalam menyelenggarakan kompetisi bagi pelajar SMK.

Haryono mengatakan, masa depan dunia akan semakin bergantung pada listrik. Penguatan kompetensi dasar mulai dari instalasi listrik, perangkat pengaman listrik seperti RCD, hingga pengenalan software semakin dibutuhkan.

“Terlebih, sekarang ini peta perencanaan kelistrikan sebuah bangunan pintar semakin kompleks. Schneider Electric sebagai produsen perangkat kelistrikan dan juga pelaku industri yang memiliki pengalaman dalam transformasi digital dapat memberikan perspektif menyeluruh akan inovasi-inovasi baru dalam solusi kelistrikan dan kompetensi ahli listrik yang dibutuhkan pelaku industri dalam mendukung transformasi digitalnya,” kata Haryono.

Baca juga: Bagaimana Bila Teknologi AI Disempurnakan dengan Edge Computing?

Ikatan hubungan Schneider Electric dengan lembaga pendidikan vokasi memang sudah terjalin sejak lama dan mencakup kerja sama dalam pembangunan fasilitas SMK, pengembangan kurikulum, dan pelatihan.

Schneider Electric juga secara aktif merekrut lulusan-lulusan vokasi untuk bekerja dan memberikan kesempatan bagi lulusan perempuan untuk berkarier di perusahaan.

Lokasi: Jakarta, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar