Selasa, 25 Agustus 2015

Keliling Semarang = Keliling Dunia (Continent-hopping) - Part 1

Semarang adalah ibukota dari Jawa Tengah. Kota ini adalah kota kelima terbesar di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Fakta unik yang baru gue tau tentang Semarang sejak mengunjunginya adalah Semarang terbagi 2 wilayah yaitu Semarang Atas dan Semarang Bawah. Kedua wilayah ini hanya untuk sebutan saja, tidak resmi secara pemerintahan.

Gue berkesempatan berkeliling Semarang selama 4 hari. Meskipun gak semua tempat wisata bisa lansung gue kunjungi, gue udah bisa mengambil kesimpulan bahwa keliling Semarang sama dengan keliling dunia a la continent-hoping (lompat dari satu benua ke benua lain). Kenapa gue bisa mengasumsikan hal tersebut? Untuk lebih lengkapnya, let’s check it out!

Kemegahan Negeri Tirai Bambu Tiongkok (ASIA)
Baru tahun lalu (2014) gue tertarik dengan negara ini. Sebelum-sebelumnya gue belum tertarik karena yang gue denger hanya hal-hal buruk tentang Tiongkok. Tapi sejak gue menjadi Tutor BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) di kampus gue, UNY dan kenal banyak mahasiswa exchange dari Tiongkok. Gue mendengar banyak hal-hal unik yang terdapat di sana. Seperti banyak wisata pengunungan dengan fasilitas nomor wahid di sana, terdapat suatu daerah Muslim (bahkan ada temen gue dari Tiongkok yang pake kerudung) dan masih banyak lagi.

Hari pertama di Semarang, gue mengunjungi Kampung Pecinan (China Town-nya Semarang). Memasuki daerah ini, ibarat gue memasuki mesin waktu dan tiba-tiba seperti berada di Tiongkok. Nampak terasa karena arsitektur bangunannya pun identik sekali dengan budaya Tionghoa.


Kawasan yang wajib dikunjungi adalah Pasar Semawis (atau Waroeng Semawis) yang terletak di Gang Warung Semarang, Kampung Pecinan. Tapi harap diingat bahwa pasar ini hanya buka pada hari Jumat-Minggu pada pukul 18.00-23.00 WIB. Kawasan ini akan padat-padatnya pada malam Minggu. Di Pasar Semawis kita bisa mencicipi berbagai kuliner khas Tionghoa dan juga kuliner Nusantara lainnya, pokoknya macam-macam deh. Semaleman gue menghabiskan waktu di Pasar Semawis ibarat gue sedang mengunjungi pusat perbelanjaan di sebuah kota di Tiongkok (menghayal). 

Karokean dulu ah biar asik~
Pasar Semawis di malam sabtu, makanan apa aja ada

Paginya gue langsung menuju ke Klenteng Sam Poo Kong. Ternyata dulunya klenteng ini adalah sebuah goa batu yang merupakan tempat pertama Laksamana Tiongkok, Zheng He (baca; Cheng Ho) mendarat. Konon katanya Laksamana Cheng Ho ini beragama Islam dan dulunya tempat ini adalah sebuah masjid dan berubah fungsi menjadi sebuah klenteng. Mengunjungi Klenteng Sam Poo Kong, seakan-akan gue sedang berada di Forbidden City yang berada di Beijing. Soalnya bentuk bangunan dan juga areanya mirip banget sama Forbidden City, cuma yang di Semarang ini versi mininya, mengingat kawasan Forbidden City sangat luas.

Kemegahan Klenteng Sam Poo Kong
Kalo malem ini patung-patung hidup gak ya?
Merah dan kuning, warna kebesaran bangsa Tionghoa/Tiongkok
Terlihat seperti Forbidden City di Beijing
Laksamana Cheng Ho

Merasakan Kegersangan Grand Canyon KW Super (AMERIKA)
Ada sebuah teori di masa lalu, bahwa bumi tidak berbentuk bulat dan terdapat ujungnya. Konon banyak orang pada masa lalu beranggapan bahwa ujung dunia itu berada di Grand Canyon. Grand Canyon adalah sebuah ngarai tebing terjal yang diakibatkan oleh aliran Sungai Colorado sejak jutaan tahun yang lalu dan terletak di utara Arizona. Salah satu taman nasional di Amerika ini juga pernah dinobatkan sebagai tujuh keajaiban dunia. Woooow.

Ternyata eh ternyata di Indonesia tepatnya di Kota Semarang ada suatu daerah yang cukup identik dengan Grand Canyon di Arizona. Bahkan namanya pun diambil dari Grand Canyon ‘asli‘, Brown Canyon. Brown Canyon terletak di Desa Rowosari, Meteseh, Semarang Timur. Sebenarnya Brown Canyon bukanlah tempat wisata, tempat ini merupakan sisa-sisa dari penambangan batu cadas. Namun sisa-sisa hasil penambangan ini membuat wilayah ini terlihat seperti kumpulan batu yang mengesankan, sehingga banyak warga/wisatawan yang semakin hari semakin banyak untuk berkunjung ke tempat ini.

Brown Canyon dari kejauhan
Masih banyak mobil pengeruk yang dapat kita temui sekitar Brown Canyon
Gilak, keren abisss
Terlihat pohon-pohon kering di atas tebing
Konon katanya kalau musim hujan, daerah ini akan menjadi danau
Spot terbaik buat foto-foto ria (lihat titik putih? itu orang gan)
Gila, gue udah sampe Amerika brooo. Gak perlu ngurus visa Amerika yang katanya sulit. Yuk ah yang penasaran monggo mampir ke Brown Canyon. Sekedar informasi, pada musim kemarau seperti ini, kawasan Brown Canyon akan terasa sangat terik dan berdebu, jadi disarankan untuk mengunjungi pada pagi/sore hari. Sedangkan pada musim hujan, tebing-tebingnya akan ditumbuhi rumput (bahkan pohon!) sehingga membuat tempat ini semakin mempesona, dan juga terdapat seperti danau kecil, lho! Sayangnya pas gue ke sana, danaunya udah kering.

to be continue...

5 komentar:

  1. Brown canyon lagi naik daun :-)

    BalasHapus
  2. ada yg kurang kyknya, kota lama berasa di eropa loh hehehe, dan di kauman berasa di arab (timur tengah) hehehe itu yg kurang kyknya :)

    BalasHapus
  3. ada yg kurang kyknya, kota lama berasa di eropa loh hehehe, dan di kauman berasa di arab (timur tengah) hehehe itu yg kurang kyknya :)

    BalasHapus
  4. wahh di semarang ternyata ada kelenteng yang begitu megah..

    BalasHapus