Tampilkan postingan dengan label Vietnam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Vietnam. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Februari 2018

Berbahagia dan Bersedih di 2017 - Sebuah Kaleidoskop


Tahun 2017 telah berakhir beberapa hari yang lalu. Bahkan bukan beberapa hari yang lalu, tapi sebulan yang lalu lek!!! Hahaha oke oke maafkan karena saya baru sempet nulis kaleidoskop perjalanan di 2017 pada pertengahan Februari 2018 ini.

2017 buat saya adalah tahun di mana saya berbahagia dan bersedih secara bersamaan. Tahun terberat dalam menentukan hidup saya ke depannya. Karena pada tahun itu, saya dihadapkan kepada dua pilihan jalur hidup. Pertama apakah saya harus pindah ke Jerman untuk berkarir di sana atau tetap tinggal di Jakarta dan berkumpul bersama keluarga.

Terus di 2017 juga akhirnya saya bisa menjalankan bisnis travel agent dan bisa menjelajah beberapa negara dengan gratis tis tis. Selain itu mimpi saya untuk keliling Indochina juga sukses dilaksanakan. Hmm apa lagi ya? Okeh langsung aja deh, let’s check it out!

Januari: Keliling Lembang
Destinasi pertama yang saya kunjungi di 2017 adalah Lembang di Bandung. Jujur ini momen pertama kali saya menginjakkan kaki di Lembang hahaha norak bet. Maklumkan pemirsah, karena baru suka jalan-jalan itu pas 2011 dan posisi di Jogja untuk kuliah. Jadi selama 4 tahun ya kebanyakan jelajahnya ke arah timur. Nah setelah pindah lagi ke Jakarta baru deh sempetin eksplor wilayah Jawa Barat juga.

Dingin. Itu kesan pertama saya pas pertama kali ke Lembang. Untungnya gak mati kedinginan di sana karena waktu itu saya pergi bareng kawan-kawan yang secara gak langsung  menghangatkan suasana. Ciaelaaah 😁

Dingin-dingin-empuq
Februari: TrickyTrip lahir!
Owek owek owek~ Mungkin inilah kesan saya terhadap bulan Februari 2017. Ibarat bayi yang menangis bahagia karena telah dilahirkan di semesta. Begitu juga dengan TrickyTrip, sebuah travel organizer yang saya kelola bersama Arga, salah satu kawan traveling.

Dari dulu emang pengen banget sih punya bisnis dan jadi bos sendiri. Akhirnya saya pilih bisnis travel organizer yang satu jalur hobi dengan saya. Kalau kita melakukan sesuatu yang berhubungan dengan hobi terasa ringan bukan? Jadilah lahir @trickytrip_id yang fokus menggarap open trip ke luar negeri dengan bajet murah meriah. Yoooooks! 🙌

Maret: Sibuq kerja
Fix bulan ini saya gak ada aktivitas traveling. Hanya kerja kerja kerja! Baik itu kerja sebagai karyawan dan juga kerja mengembangkan bisnis bersama TrickyTrip.

April:  Keliling Indochina 10 hari
Ooooyeaaaah! Ini adalah salah satu impian perjalanan saya, bisa keliling negara-negara di Asia Tenggara. Ya meskipun gak semua negara saya kunjungin karena keterbatasan waktu dan biaya, tapi so far saya bahagia dengan perjalanan ini.

Penjelajahan dimulai dari Jakarta ke Kuala Lumpur. Di sana saya gak bermalam karena cuma transit 7 jam sebelum bertolak ke Ho Chi Minh. Selama 7 jam itu, saya dan pacar (yang juga ikut) punya satu misi, yaitu nengokin Menara Kembar Petronas.

Baca juga:
Melipir ke Menara Petronas saat Transit 7 Jam di Kuala Lumpur

Setelah puas berkeliling ibu kota Malaysia itu, kami kembali ke bandara untuk melanjutkan perjalanan ke Vietnam. Jujur, saya bersemangat banget buat datang ke negara ini. Bener ajaaaa, ternyata Vietnam itu keren. Bener-bener mindblowing buat saya. Karena sebelumnya saya pikir Vietnam itu negara yang kismin dan gak ada apa-apanya, ternyata menarique banget.

Baca juga: Naik Bus ke Cu Chi Tunnels? Siapa Takut!

Abis dari Ho Chi Minh di Vietnam, kami melanjutkan perjalanan darat ke Siem Reap dan Bangkok. Kisah lengkapnya silakan tonton vlog saya di bawah ini yaaa! 😆


Mei: Liputan ke Semarang
Yeay jalan-jalan sambil kerja. Kali ini saya berkesempatan buat menjelajah Semarang bareng EzyTravel. Keren banget akhirnya bisa menginjakkan kaki di Semarang lagi setelah hampir 2 tahun yang lalu juga main ke kota ini. Saya paling suka pas jalan-jalan ke Goa Kreo. Di sana banyak banget kera-kera nakal yang bisa diajak main hahaha.

Di momen ini juga saya berkenalan dengan salah satu travel blogger kece, Liana yang akhirnya saya boyong ke TrickyTrip buat kembangin bareng-bareng bisnis travel.

Baca juga: Bertemu Raja Kera dan Dikepung Prajuritnya di Goa Kreo Semarang

Juni: Lebaran bareng keluarga
Alhamdulillah. Rasa syukur bener-bener saya panjatkan di bulan penuh berkah ini. Gimana engga , bulan ini juga bertepatan sama bulan Ramadan dan lebaran. Artinya momen kumpul keluarga pun sangat berarti di bulan ini.

Beruntung saya masih dikasih kesempatan untuk bisa menjalankan ibadah puasa bareng keluarga yang masih lengkap. I love you bu, pak, de, tetep sehat semua yaaaa amiiiin 😇

Juli: Summer time in Japan baby!!!
Woyooo akhirnya saya bisa melakukan perjalanan pertama bareng TrickyTrip. Gak tanggung-tanggung, kami langsung menjelajah Jepang bareng 8 peserta lainnya. Kerennya lagi adalah kami mengunjungi 4 kota selama 9 hari pada musim panas.

Ooooh indahnya Arashiyama Bamboo Forest Kyoto~
Anjir saya kira musim panas di sana sama kayak di Indonesia. Ternyata lebih nyengat dan lebih panas cuuuuuuk. Parah sih panasnya bikin mau pingsan kalo gak sering-sering minum sama kipasan.

Perjalanan ke Jepang ini menjadi highlight saya di tahun 2017. Seneng banget bisa balik ke Negara Bokep ini. Semoga tahun 2018, saya bisa ke sini lagi bareng TrickyTrip. Amiiiin.

Baca juga: Keindahan Kawaguchiko pada Musim Panas

Agustus: Galau 😢
Bulan tergalau sepanjang masa. Gimana enggak, di bulan ini saya dihadapkan kepada dua pilihan silit. Eh sulit. Pergi ke Jerman untuk merantau atau tetep stay di Jakarta. Ke Jerman ngapain? Well saya ikut program volunteering yang dalam bahasa Jermannya dinamakan FSJ (Freiwillige Soziales Jahr). Di sana saya kerja selama satu tahun di bidang sosial. Keuntungannya ya dapat gaji, tempat tinggal, asuransi, transportasi, dan kursus bahasa Jerman.

Namun pasti saya gak hanya satu tahun di sana. Bisa lebih dari itu. Nah, orang tua saya rada keberatan kalau harus jauh sama anak gantengnya ini, dan lagi pacar saya juga gak mau kalau ditinggal jauh. Di posisi ini saya udah dapat visa Schengen dan tinggal beli tiket pesawat aja.

Singkat cerita, akhirnya saya memilih untuk tetep stay di Jakarta. Bingung sih, pengen banget ngerasain tinggal di Eropa dan berkarir di sana. Namun ya itu, saya gak mau durhaka aja hehe. Yaaa rejeki gak kemana lah yaaa, bisa aja nanti di lain kesempatan bisa keliling Eropa bareng keluarga.

September: Posisi baru
Yeay September ceria setelah bulan sebelumnya galau luar biasa. Di bulan ini saya dapat kerjaan baru (alias posisi baru di kerjaan). Bismillah semoga ke depannya lancar dan saya bener-bener betah kerja di tempat ini 💪

Oktober: 26 tahun
F*ck tambah tua! Udah itu aja 😂

November: Vlog adalah keharusan!
Yessssss di bulan ini saya mulai membuat vlog di YouTube. Udah lama banget pengen bisa nge-vlog tapi baru kesampaian kali ini. Sebelumnya sih saya juga suka videoin perjalanan saya, tapi bukan ala vlog, malah lebih ke video musik gitu.

Vlog pertama saya, saya cerita perjalanan ke Indochina (video ada di atas). Nah kedua saya pergi ke Pulau Pari di Kepulauan Seribu untuk camping bareng pacar dan nge-vlog di sana. Oh iya jangan lupa subscribe channel YouTube saya ya, siapa tau kita bisa lebih intim di sana hehe 😚


Desember: Thanks 2017
Menutup tahun dengan pergi ke Gunung Bunder bareng rekan kerja dan menjelajah dua air terjun di sana. Tidak lupa juga membuat vlog tentangnya hahaha. Bulan ini saya bahagia karena bisa menutup tahun dengan perasaan yang riang gembira.

Terima kasih Tuhan atas karunia-Mu di tahun 2017. Can’t wait for rocking in 2018!!! 👊

Senin, 08 Mei 2017

Mendarat di Bandara Ho Chi Minh, Vietnam? Berikut Panduannya…

Penampakan Bandara Tan Son Nhat di Ho Chi Minh City, Vietnam (Sumber: http://english.vietnamnet.vn)
Pertama kali yang ada di pikiran saya ketika berhasil memesan tiket dari Jakarta ke Ho Chi Minh (Vietnam) adalah bagaimana caranya saya keluar dari bandara di Ho Chi Minh? Jangankan cara keluarnya, nama bandaranya pun saya belum tau saat itu…

Selain kedua pertanyaan tersebut, pikiran bahwa negara Vietnam masih ndeso juga berkecamuk di kepala saya. Ditambah lagi, saya akan mendarat di Ho Chi Minh pukul 09.00 malam. “Yaudahlah gue ngemper aja mungkin di bandara nunggu pagi”, pikir saya lagi saat itu.

Tapi ternyata, setelah saya browsing sana-sini akhirnya saya mendapatkan pencerahan. Seakan-akan saya menemukan harta karun hahaha. Dan sekarang saya mau bagi-bagi harta karun ini ke kalian tentang informasi yang mungkin kalian butuhkan ketika akan mendarat di Ho Chi Minh City. Silakan disimaque, guys..

Cara menuju dari bandara ke pusat kota Ho Chi Minh
Ternyata nama resmi dari bandara di Ho Chi Minh adalah Tan Son Nhat International Airport, dengan kode bandara SGN. Letaknya ternyata gak begitu jauh dari pusat kota Ho Chi Minh, hanya sekitar 7 km dengan jarak tempuh sekitar 30 menit dengan bus.

Hah bus? Yoi, transportasi umum yang paling murah dan terjangkau di Vietnam adalah bus. Hampir semua bus di Ho Chi Minh ber-AC dan murah kok. Jadi nyaman dan aman untuk digunakan. Terus bus apa saja yang bisa ditumpangi dari Bandara Tan Son Nhat ke Ho Chi Minh dan sebaliknya? Berikut daftar bus dan rute lengkapnya:

  1. Bus 152 dengan harga VND 6.000. Waktu beroperasi 05.45 – 18.15. Waktu menunggu bus sekitar 15-25 menit. Rute: International Terminal - Domestic Terminal - Hoang Van Thu - Nguyen Van Troi - Nam Ky Khoi Nghia - Cach Mang Thang Tam - Ben Thanh Market - Tran Hung Dao - Trung Son Residential Area.
  2. Bus 109 dengan harga VND 12.000 (jarak di bawah 5 km), VND 20.000 (jarak di atas 5 km). Waktu beroperasi 05.45 – 01.30 (hari berikutnya). Waktu menunggu bus sekitar 30 menit. Rute: International Terminal - Domestic Terminal - Hoang Van Thu - Nguyen Van Troi - Nam Ky Khoi Nghia - Ham Nghi - Ben Thanh Market - Pham Ngu Lao - 23/9 Park.
  3. Shuttle Bus 49 dengan harga VND 40.000. Waktu beroperasi 05.15 – 02.00 (dinihari). Waktu menunggu bus sekitar 30 menit. Rute: International Terminal - Domestic Terminal - Hoang Van Thu - Nguyen Van Troi - Nam Ky Khoi Nghia - Le Duan - Dong Khoi - Hai Ba Trung - Ham Nghi - Ben Thanh Market).
NB: VND 1 = Rp 0,5

Bus 109 yang siap membawa para turis ke pusat kota Ho Chi Minh City (Sumber: http://hoianairporttransfer.com)
Saya akan mendarat di Ho Chi Minh sekitar jam 9 malam, jadi kalau dilihat dari waktu beroperasinya, saya bisa naik bus 109 atau bus 49. Ketika saya mendarat pun memang ternyata masih tersedia kedua bus itu. Uniknya, ketika saya pengen naik bus 109 yang lebih murah, saya malah dialihkan ke bus 49 dengan harga yang sama, yakni VND 20.000 bukan VND 40.000. Mungkin karena pada saat itu bus 109 masih ingin menunggu penumpang di pesawat selanjutnya.

Baca juga: Naik Bus ke Cu Chi Tunnel? Siapa Takut!

Kawasan penginapan biasanya terletak di Bui Vien Street atau Pham Ngu Lao, kawasan ini pasti dilewati ketiga bus ini kok, jadi gak perlu khawatir.

Suasana pada pukul 9 malam ketika gue baru mendarat, sepiiiii banget anjir
Bagi yang mendarat pada dini hari di luar jam operasional bus, kamu bisa naik taksi juga. Ada banyak perusahaan taksi yang tersedia, diantaranya Vinasun Taxi, Mai Linh Taxi, Saigon Air Taxi,Vina Taxi, Happy Taxi, Comfort Savico Taxi, SaigonTourist Taxi, dan Hoang Long Taxi. Saya menyarankan kalian untuk naik Vinasun dan Mai Linh saja, karena termasuk terpercaya.

Nah dimana letak shuttel bus dan taksi di Bandara Tan Son Nhat? Kalau kamu pengen naik bus, silakan belok kanan setelah keluar dari kedatangan internasional, di sana sudah berjejer ketiga bus tersebut. Namun kalau kamu mau naik taksi, silakan ambil kupon taksinya di konter yang tersedia di sepanjang pintu kedatangan dan nanti akan dipanggil nomor kuponnya.

Informasi tambahan: tidur di bandara dan Wi-Fi bandara
Mau merasakan untuk tidur di Bandara Tan Son Nhat di Ho Chi Minh? Bisa banget. Menurut informasi yang saya dapatkan, para turis biasanya tidur di bangku-bangku yang tersedia di lantai satu dan lantai tiga.

Biasanya bisa juga tidur di bangku-bangku restoran yang sudah tutup. Restoran di Bandara Tan Son Nhat gak semuanya buka 24 jam, jadi bisa dimanfaatkeun oleh kita para traveler gembel hahaha.

Untuk para fakir Wi-Fi, jangan sedih, karena di Bandara Tan Son Nhat tersedia Wi-Fi yang lumayan kencang. Nama Wi-Fi nya adalah “TSN Free Wi-Fi Express”. Hanya tinggal daftar, login terus pakai deh itu internet sepuasnya.

And theeeeen, Welcome to Ho Chi Minh City, guuuuys!


***

Penasaran gimana serunya perjalanan sayadi sana? Nih ada vlog-nya, silakan ditonton geeengs. Subscribe channel saya juga ya kalo suka videonya! :)


Jumat, 14 April 2017

Naik Bus ke Cu Chi Tunnels? Siapa Takut!

Berkunjung ke Vietnam bagi kalangan wisatawan Indonesia memang belum setenar jika berkunjung ke Singapura, Malaysia maupun Thailand. Namun ternyata Vietnam memiliki banyak pesona yang bisa dinikmati looooh.

Contohnya keunikan kota Ho Chi Minh (Saigon) dan Hanoi, mengunjungi situs sejarah Cu Chi Tunnels, mengeksplor padang pasir di Mui Ne, keindahan pulau-pulau di Halong Bay atau bahkan menelusuri puluhan sungai di Mekong Delta.

Bagi yang suka berwisata kuliner? Pho sudah pasti akan masuk dalam list makanan yang kalian santap di Vietnam.

Nah di postingan kali ini saya mau share tentang salah satu spot wisata yang sudah gue sebutkan di atas, apa itu? Cu Chi Tunnels atau dalam bahasa Indonesia-nya, Terowongan Cu Chi.

Apa Sebenarnya Cu Chi Tunnels itu?
Welcome to the Cu Chi Tunnels
Ikuti setiap petunjuk yang ada di Cu Chi Tunnels, ya guys
Sebelum pergi ke suatu tempat, pastinya kita harus tau dulu minimal tentang sejarah tempat itu atau kegunaan dari tempat itu. Nah, bagi yang suka sejarah pastinya akan tau Cu Chi Tunnels digunakan sebagai apa?

Yup, Cu Chi Tunnels dibangun oleh tentara Viet Cong untuk bersembunyi dan menyerang musuh mereka saat itu yakni Amerika Serikat sekitar tahun 1960an. Di dalam terowongan yang saling tersambung ini juga terdapat berbagai ruangan seperti ruangan medis, ruangan meeting, ruang istirahat, dll.

Bagaimana cara menuju Cu Chi Tunnel?
Menuju ke Cu Chi Tunnels dari Ho Chi Minh City terbilang mudah. Banyak terdapat agen perjalanan di kawasan Bui Vien Street yang melayani tur ke Cu Chi Tunnels. Harga yang ditawarkan mulai dari VND 250.000 atau sekitar IDR 125.000. Ini baru include transportasi dan makan ya, belum tiket masuk ke kawasan Cu Chi Tunnels-nya dengan harga VND 70.000 atau IDR 35.000.

Jadi total kalau pakai jasa agen perjalanan di sana ya sekitar VND 320.000 atau IDR 155.000. Ah mahal! Mending kita ngeteng bus aja yuk, lebih murah, santai dan nyaman.

Bus 79 akan membawa kalian menuju Cu Chi Tunnels
Bus 79 akan membawa kalian menuju Cu Chi Tunnels
Bus-bus di Vietnam (terutama Ho Chi Minh City) terbilang nyaman kalau menurut saya. Karena bus di sana ber-AC, tiketnya murah, selalu berhenti di halte, bersih, sekitar 5 menit sekali pasti ada, dsb.

Baca juga: Serunya Hitchhike di Matsumoto, Jepang

Nah, ternyata bus-bus ini gak hanya ada di pusat kota, namun juga sampai ke distrik-distrik lain di Ho Chi Minh City, salah satunya Distrik Cu Chi. Jadi bisa banget kalau mau naik bus ke Cu Chi Tunnels. Caranya gimana kak? Oke Silakan simak penjelasan berikut.

  1. Dari penginapan kalian, silakan menuju ke BẾN CV 23/9 Bus Terminal (Koordinat: 10.767872, 106.6893) yang letaknya bersampingan dengan Lê Lai Street dan gak jauh juga kok dari Bui Vien Street dimana banyak terdapat penginapan di sana. Dari terminal bus ini, naiklah bus nomor 13 dengan tujuan akhir Cu Chi Bus Terminal. Harga hanya VND 7000 atau IDR 3500 dengan jarak tempuh 1,5 jam.
  2. Setelah menempuh 1,5 jam perjalanan dan sampai di Cu Chi Bus Terminal, silakan lanjut dengan naik bus nomor 79 untuk menuju Cu Chi Tunnels (Ben Duoc Tunnels). Waktu tempuh hanya 45 menit dan hanya membayar VND 6000 atau IDR 3000. Jangan lupa bilang ke kernet bus kalau lo mau menuju Cu Chi Tunnels dan minta diturunin di sana.
  3. Nikmatilah perjalanan kalian dengan melirik kiri kanan jendela bus untuk melihat perkampungan Vietnam. Perjalanan ini juga akan melewati sawah-sawah yang di sana biasanya terdapat kerbau yang sedang bersantai. Aaaah nikmatnya.
  4. Setelah perjalanan selama 45 menit, kalian akan melihat papan bertuliskan Cu Chi Tunnels berwarna biru di suatu pertigaan. Turun di sana dan berjalanlah ke sebelah kiri, di sana kalian akan melihat gapura berwarna merah, yang mungkin artinya selamat datang di Cu Chi Tunnels.

Pertigaan tempat berhenti wisatawaan saat menaiki bus ke Cu Chi Tunnels
Pertigaan tempat berhenti wisatawaan saat menaiki bus ke Cu Chi Tunnels
Yeaaah mudah dan murah bukan?

Saatnya mengeksplor Cu Chi Tunnels!
Nah, dari gapura yang tadi kamu lewati silakan terus berjalan (lurus dan agak belok ke kiri) sampai melihat pos tiket di sebelah kiri. Harga tiket masuk + guide adalah VND 70.000.

Setelah mendapatkan tiket, tanya penjual tiketnya harus berjalan kemana. Soalnya jalan dari pos tiket ke Cu Chi Tunnels lumayan jauh dan diantara hutan-hutan. Jangan sampai tersesat ya hahaha.
Gapura Cu Chi Tunnels
Gapura Cu Chi Tunnels
Setelah berjalan sekitar 15 menit, kamu akan melihat papan dengan tulisan “Entrance to the tunnel”, ikuti papan petunjuk itu dan sampailah di meeting point. Di meeting point ini biasanya peserta menunggu peserta lainnya sampai memenuhi kuota.

Ketika sudah memenuhi kuota, kamu akan dibawa ke sebuah bangunan audio visual untuk diputarkan film dokumenter tentang terowongan ini. Di sini kamu sudah ditemani oleh guide yang nantinya akan membawa kamu menyusuri terowongan selama tur.
Pos tiket Cu Chi Tunnels
Pos tiket Cu Chi Tunnels

Pada saat tur, peserta akan ditunjukkan oleh guide, dimana letak pintu masuk terowongan yang sama sekali tidak terlihat! Sungguh ajaib ketika guide mengangkat sebuah tanah yang ternyata itu adalah pintu terowongan.

"Buseeeet!," umpat saya ketika melihat terowongan ini sungguh kecil. Kemudian peserta diminta mencoba masuk satu persatu. Buat saya, memasuki terowongan ini sangatlah mudah karena badan saya juga kecil. Tapi untuk bule-bule, dibutuhkan usaha yang maksimal karena badan mereka juga besar. Pantas saja Amerika kalah perang hahaha.
Berpose saat memasuki Cu Chi Tunnels
Momen terbaique saat memasuki terowongan
Pada saat tur, kami memasuki 3 terowongan dan 2 diantaranya terdapat ruangan-ruangan besar yang multifungsi. Kemudian di terowongan terakhir, kami melewati terowongan yang cukup panjang, sekitar 20 meter. 20 meter itu panjang sooob! Karena kita berjalan melintasi terowongan ini dengan berjalan jongkok. Iya, jalan jongkok!

Jadi, siap-siap paha dan betis kamu nyut-nyutan, ya! hahaha.

Di akhir tur, peserta bisa menikmati hidangan berupa kentang/singkong rebus dengan bumbu asinan ala Vietnam. Buat kita orang Indonesia mungkin  sudah biasa ya makan beginian.

So far, saya sangat menikmati tur Cu Chi Tunnels ini. Meskipun menurut saya kurang lama sih. Karena penjelajahannya kurang jauh dan penjelasannya terkesan terburu-buru. Jadi kurang bisa menikmati momen di setiap terowongan.

But, hell yeah. Saya baru saja mencoret satu bucket list saya untuk mengunjungi Cu Chi Tunnels.

Nah, sekarang mari kita hitung-hitungan biaya (dengan menaiki bus) yang tadi sudah disebut di atas.

  • BẾN CV 23/9 Bus Station ke Cu Chi Bus Terminal: VND 7.000 x 2 = VND 14.000
  • Cu Chi Bus Terminal ke Ben Duoc (Cu Chi Tunnels): VND 6.000 x 2 = VND 12.000
  • Tiket masuk Cu Chi Tunnels: VND 70.000
  • TOTAL: VND 96.000 atau IDR 48.000

Tiket bus dari Saigon ke Cu Chi
Tiket bus dari Saigon ke Cu Chi
Dengan uang kurang dari Rp 50.000, kamu sudah bisa mengunjungi Cu Chi Tunnels dan merasakan petualangan yang akan selalu terkenang sepanjang hidup kalian, yeaahahaha.

Selamat berpetualang, temanque!

***

Penasaran gimana serunya perjalanan sayadi sana? Nih ada vlog-nya, silakan ditonton geeengs. Subscribe channel saya juga ya kalo suka videonya! :)