Selasa, 25 Agustus 2015

Keliling Semarang = Keliling Dunia (Continent-hopping) - Part 2, End

The Little Netherland (EROPA)
Lawang Sewuuuuu
Semarang dikenal juga dengan sebutan The Little Netherland. Miniatur kecil Negara Belanda yang ada di Indonesia. Tanpa dipungkiri bahwa banyaknya bangunan khas Belanda di Semarang karena dahulu pada masa kolonial Belanda, Semarang merupakan kota penting dan strategis untuk perdagangan dan pemerintahan Belanda.  Sampai saat ini, gedung-gedung tersebut masih digunakan seperti untuk museum, kantor pos, kantor asuransi, kantor pelni, stasiun, bank dll.

Kawasan Kota Lama Semarang (disebut juga Outstadt) merupakan kawasan dengan bangunan-bangunan kuno berarsitektur Belanda. Dahulunya di lokasi Outstadt ini dibangun sebuah benteng berbentuk segilima yang dinamai Benteng Vijhoek (bukan jancuk ya guys, jangan salah baca). Sebelum memasuki kawasan ini, kita bisa melewati Jembatan Berok. Nama asli dari jembatan ini adalah Dezuider Port yang kemudian berganti nama menjadi Gouvernementsbrug dan berganti nama lagi menjadi Societeitsburg (heran deh, suka banget ini orang Belanda ganti-ganti nama). Nama Berok ini dipopulerkan oleh warga Semarang sendiri karena kesalahan pelafalan dari Burg menjadi Berok. Hmm agak jauh sih keselimpetnya.

Berbicara tentang jembatan, kalau gue perhatiin nih. Pemerintahan Belanda pada masa lalu membuat rancangan kota Semarang sesuai dengan kota-kota di Belanda. Salah satunya adalah kanal-kanal yang ada di sekitaran kota Semarang. Perhatiin deh, kanal-kanal ini mirip seperti di Amsterdam, lho! Hanya saja kanal-kanal di Semarang belum digunakan sebagai transportasi seperti di Amsterdam. Kalau misalkan pemerintah mau memperhatikan hal ini dan membuat kanal-kanal di Semarang digunakan sebagai transportasi sungai, gue pendukung di barisan terdepan! Pasti indah banget.
Gereja Bleduk
Yang gak kalah uniknya lagi di kawasan Kota Lama Semarang adalah terdapat bangunan gereja yang sudah berdiri sejak dua abad yang lalu. Nederlandsch Indische Kerk nama resminya, tetapi warga Semarang menyebutnya Gereja Blenduk. Nama Blenduk ini diambil karena bentuk kawahnya berbentuk seperti kubah dan nama Nederlandsch Indische Kerk sukar untuk dilafalkan. Unik yah.

Ada lagi yang gak kalah uniknya, yaitu Lawang Sewu, yang konon merupakan populer banget untuk para pelancong di Semarang. Ketika gue iseng-iseng tanya ke orang-orang atau teman yang sudah berkunjung ke sana mengenai fungsi dari bangunan ini dulunya, mereka kebanyakan gak tahu. Sayang banget. Padahal disamping kita mengujungi suatu tempat, kita haruslah mengetahui sejarah dan fungsinya. Sebagai pecinta kereta api, gue gak boleh menyia-nyiakan kesempatan untuk tidak berkunjung ke Lawang Sewu. *Hah emang Lawang Sewu itu kantor kereta api, lek?*.

What a nice composition
Bangunan Lawang Sewu atau dalam bahasa Indonesianya Pintu Seribu (meskipun jumlah pintunya gak sampai ribuan) ini merupakan bekas kantor dari NIS atau Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (cara bacanya; Nederlans-Indisye Spurwekh Matskhapei). Jangan keselimpet ya guys bacanya hoho. Jadi memang benar bahwa gedung ini merupakan kantor perusahaan kereta api pada masa kolonial Belanda. Bahkan ketika sudah merdeka, gedung ini digunakan sebagai kantor dari Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia.

Gue suka aja sama arsitekturnya


Entah kenapa dilarang memasuki tempat ini, ada yang tau kenapa?

Di Lawang Sewu selain kita bisa bernarsis ria dengan pintu-pintu atau jendela-jendela khas Belanda yang super guede, kita juga bisa menyambangi museum kereta api di sana. Ada pameran kecilnya gitu tentang sejarah perkeretaapian di Indonesia. Wah buat gue ini surga banget.

Kereta...kereta...kereta
Tempat yang membuat pengetahuan gue tentang kereta bertambah
Nah itulah beberapa ulasan gue tentang Semarang. Wajib banget deh kalau ke Semarang menjelajah tempat-tempat ini, berasa seperti keliling dunia. Gak perlu bikin paspor bahkan visa, kita sudah bisa merasakan tempat-tempat yang tersebar di alam bumi ini. Ayooo tetap explore Indonesia dan belajarlah dari peng-explore-an itu! Pake hashtag #learningbytraveling kalo kata gue mah di instagram haha.

Ciao!!

2 komentar: