Jumat, 21 September 2012

Pantai Seruni : My First Experience

Couchsurfers Yogyakarta
Sebelumnya gue belom pernah camp di pantai, tidur di pasir pantai tanpa tenda, membuat gumpalan pasir sebagai bantal pada saat tidur, dll. Sampai akhirnya gue bisa merasakan kejadian itu pada tanggal 15-16 Sept 2012. Kenapa gue bisa camp di sana dan bagaimana cerita gue di sana?

Jadi ceritanya kan gue hobi traveling tuh gara-gara ketularan temen gue. Gue juga udah berusaha buat yaaa minimal sebulan sekali lah buat trip ke suatu tempat, entah itu sama temen sekelas, Spartan (my genk lol), atau sendiri.

Kebetulan pada saat itu gue berencana untuk pergi ke Singapura. Karena gue belom ada temen buat ditanya-tanya tentang Singapura, jadi gue googling, info tentang negara singa tersebut. Akhirnya gue menemukan sebuah blog yang menceritakan tentang pengalaman dan tips-tips doi di Singapura, salah satunya yaitu 'gabung lah di komunitas couchsurfing.org untuk memudahkan kita dalam traveling kemana saja'. Jrengg gue sangat penasaran, gue pun join dan sign up di situs itu. Ternyata benar saja, di situs itu terdapat akun orang-orang dari seluruh dunia yang berhobi sama dengan gue, traveling! Bedanya mungkin mereka sudah expert, nah gue newbie di dunia traveling.

Pada suatu hari, gue buka couchsurfing dan gue melihat sebuah event yang akan di adakan. Ternyata event itu adalah berkemah di pantai Seruni! Wow that's sounds amazing. Lalu gue contact host (pembuat acara) nya, namanya Mas Rio dan gue langsung di suruh dateng TM nya di suatu angkringan di Jogja.

Nah pada saat TM di malam itu, gue mendapat banyak cerita amazing dari para temen-temen yang baru gue kenal. Pengalaman traveling mereka cukup banyak. Gue pun ngiler sendiri ngedengernya, yaa someday I will be like that hehe. Intinya, malam itu segala kebutuhan dan perlengkapan untuk camp besok sudah di bicarakan.

15 September 2012
Hari itu gue berangkat dari kos dengan semangat, pertama gue jemput temen gue si Zen dahulu. Lalu kita bersama-sama pergi ke meeting point di rumah mas Rio. Ternyata yang ikut trip lumayan banyak, ada 12 orang. Gue, Zen, Rio, Sabrina, Yanti, Agustin, Irum, Reza, Mario, lupa, lupa, dan 1 orang berkebangsaan Amerika, Sadie. Karena motor kami hanya tersedia 6 motor, jadi kami saling boncengan. Para lelaki mengendarai motor, dan para wanita bonceng di belakangnya. Gue kebagian bonceng Sadie yang agak-agak jutek. Males juga sih pas di perjalanan gue ajak ngobrol doi, tapi doi malah jawab super singkat huftt. Yauda, gue diem aja sambil sesekali menjelaskan jalan yang kita lewati.

Perjalanan dari kota Yogyakarta menuju Pantai Seruni, Wonosari menempuh 2-3 jam. Yaa cukup untuk bikin pantat nyeri. Ternyata lumayan rumit untuk bisa mencapai Pantai Seruni. Pertama dari jalan besar kita harus melewati jalan bebatuan ke Pantai Pok Tunggal terlebih dahulu. Karena kita harus memakirkan kendaraan kita di Pantai Pok Tunggal. Jalannya cukup menyusahkan, apalagi gue bonceng Sadie yang lumayan berat. Setelah kita semua sampai di Pantai Pok Tunggal, kita harus memilih 2 rute untuk mencapai Pantai Seruni, via bukit atau via karang dan pantai. Karena pada saat itu sudah petang, jadi kami memilih jalan bukit, karena air sudah pasang, jadi tidak mungkin untuk melewati karang dan pantai.

Ternyata perjalanan melewati bukit-bukit ini cukup melelahkan. Kami menempuh 1 jam perjalanan dari Pantai Pok Tunggal menuju Pantai Seruni via bukit. Sesampainya di pantai, kita disuguhkan pasir putih nan bersih huaaa keren!

Sesampainya di sana kita semua mempunyai tugas masing-masing. Ada yang mendirikan tenda, membakar arang, memasak air, memasak mie, dan ada juga yang duduk santai. Setelah semua tenda berdiri, kita langsung menyantap makanan dengan lahap antara mie, pisang bakar, dan biskuit-biskuit.
Habis makan terbitlah kenyang, lalu kita semua bingung harus ngapain lagi, dan ternyata Sadie mempunyai sebuah permainan klasik entah dari mana dan gue juga gatau nama permainannya apa. Yang jelas ada 4 tokoh di permainan itu, villagers, werewolf, blinking meiden, dan the hunter. Susah untuk menjelaskan permainan ini di sini, intinya di situ semua villagers (penduduk desa) menutup matanya, dan akan ada werewolf yang memangsa villagers, nah villagers disuruh untuk menebak siapa yg menjadi werewolf, ada juga blinking meiden yang ditugaskan menjadi mata-mata, dan juga the hunter yg ditugaskan untuk menghidupkan villagers yang sudah mati. Ya seperti itulah.

Seiring permainan sedang berjalan, ternyata kita kedatangan orang lagi, DJ, Fitri, dan Nuno. Mereka juga anggota couchsurfing. Sebelumnya di hari itu mereka trip ke Air Terjun Sri Gethuk terlebih dahulu dan meneruskan perjalanan ke Pantai Seruni setelahnya.

Di malam itu juga kami membawa 3 buah kembang api yang akan dinyalakan dan gue yang menyalakan 2 kembang api dan mas (lupa namanya) menyalakan sisanya. That was amazing, when we saw a firework in a beach in dark of night. Huaah keren pokoknya keadaan malam itu.

Setelah semua orang udah kenyang, udah ngantuk, dan saatnya membuat api unggun untuk menemani sisa malam yang ada. Gue pun berbaring gak terlalu jauh dari api unggun dengan sebuah sleeping bag sewaan. Gue ditemani ngobrol oleh mas DJ sambil tiduran di atas pasir dan memandang langit dengan jutaan bintang di atas sana dengan indahnya menyinari kami semua di malam itu, di Pantai Seruni. Sampai akhirnya gak terasa gue tidur dan juga yang lainnya mungkin.

16 September 2012
Gue bangun pukul 8 pagi. Mungkin gue bangun karena sinar matahari yang mulai muncul dari sela-sela bukit. Gue terbangun dengan keadaan pegal di punggung karena mungkin gak terbiasa tidur di atas pasir yang tidak rata. Tapiiiiii amazing-nya adalah, mata kita langsung di suguhi pemandangan pantai yang sungguh indah di pagi hari. Wow ini adalah yang pertama kali buat gue, bangun tidur langsung liat pemandangan pantai dan sekitarnya.

Langsunglah gue cuci muka dan siap untuk menikmati keindahan alam ini dengan berjalan-jalan, foto-foto, berenang, and anything else. Kami semua mempunyai cara yang berbeda untuk menikmati pantai ini. Kami sempat menelusuri goa kecil dekat pantai, tapi tidak kami lanjutkan karena merasakan aura yang berbeda haha.
Jalan-jalan udah, tapi makannya ini yang belom! So kita semua kembali ke tenda dan memasak mie lagi untuk sarapan kami semua. Sembari menunggu makanan matang, kami ngemil biskuit, belalang goreng, dan hot dog (masih sempat-sempatnya bawa hotdog -_-).

Gue sangat menikmati berenang di pantai ini, karena tidak ada karang seperti di kebanyakan pantai di Wonosari. Jadi, kaki kita tidak perlu sakit menginjak karang. Ombak juga sedang tidak tinggi, jadi sangat pas untuk berenang. Puas berenang? Gue sama Zen belom selesai sampai di situ. Kita berdua berlomba membuat sesuatu dari pasir. Zen membuat Piramida dan Spinx, sedangkan gue membuat Pesawat dengan nama Alek Airlines hahaha. That was sweet.
Jam sudah menunjukan pukul 10 siang. Sudah waktunya untuk kembali ke Jogja, yaaa walaupun belum terlalu puas bermain-main di sini. Saatnya beres-beres lokasi, menaruh barang-barang seperti kompor, piring, gelas, sendok ke tas, merubuhkan tenda, dan membersihkan sampah-sampah dan membuangnya di tempat sampah.


Jalur pulang kami siang itu tidak melewati bukit lagi. Kami semua sepakat untuk melewati karang dan pinggir pantai, karena pada saat itu air laut sedang tidak pasang dan memungkinkan untuk dilintasi. Ternyata jalan melewati karang dan pinggir pantai lebih seru. Karena kita disuguhi pemandangan super indah. Sekitar 6 pantai kita lewati dengan pemandangan dan kelebihannya masing-masing (FYI masing-masing pantai dibatasi oleh karang besar). Aaaa sumpah itu perjalanan terkeren yang gue rasakan! Sampai akhirnya sekitar 1 jam kita tempuh sampai juga di Pantai Pok Tunggal. Finally! Kita istirahat sebentar dan segera mengambil motor untuk pulaaaang.

Di perjalanan pulang, gue memboncengi mba Irum, karena Sadie sudah terlebih dahulu pulang dengan mas Rio. Ini dikarenakan Sadie sedang buru-buru mengejar bus ke Semarang. Doi mau ke Karimun Jawa. Gatau deh sekarang dia ada dimana. Dimana pun dia berada semoga sehat-sehat saja.

Jarak tempuh pulang kita ternyata sangat berbeda dari jalan berangkat. Kita melewati Bantul, dan menempuh -+ 3 jam. Pantat tambah tipis ini, tapi gapapa, pemandangan di sepanjang jalan bikin gue senyum-senyum sendiri saking indahnya.

Thanks guys for the trip, thanks couchsurfing which gather us in one trip, and of couse thanks Allah the almighty for everything. I hope I will get more awesome trip soon and I can enjoy this earth, amin....

3 komentar:

  1. nice story! honest and easy to read!

    Welcome aboard boy

    BalasHapus
  2. makasih atas infonya http://www.putratamalamassage.com/2016/05/layanan-massage-di-jakarta.html

    BalasHapus