Selasa, 28 Juni 2016

Akomodasi Gratis di Jepang; dari Couchsurfing sampai Urban Camping


Ketika gue saling sharing sama temen-temen tentang perjalanan gue di Jepang, kebanyakan pada gak percaya kalau gue gak mengeluarkan uang sepeserpun untuk akomodasi di Jepang selama 12 hari. Yaiyalah ya, secara Jepang itu negara mahal. Untuk tidur di hostel yang paling murah buat semalam aja kita harus merogoh kocek kurang lebih Rp 300.000. Gimana jadinya kalo 12 hari?

Karena alasan itulah, di postingan kali ini gue mau cerita bagaimana caranya gue bisa tinggal di Jepang 12 hari tanpa mengeluarkan uang sepeserpun untuk akomodasi! Bukan cuma 12 hari, bahkan 3 bulan juga bisa lo tinggal di negara orang gratissss! Bukan sulap bukan sihir, tapi ada tekniknya bray. Di sini gue menggunakan relasi keluarga atau teman, situs jejaring Couchsurfing dan teknik urban camping. Untuk cerita lengkapnya, cekidottt...

1. Relasi keluarga atau teman
Ini sih yang paling enak, kalau kita udah punya saudara, teman, atau kenalan di luar negeri. Selain dapat tumpangan gratis, kita juga pasti bakal dikasih tau tempat wisata yang oke, tempat shopping/oleh-oleh yang murmer, sampai tips dan triks bagaimana menikmati kota yang kita kunjungi dengan cara yang berbeda.

apato, apartement, jepang, japan, penginapan, akomodasi, gratis
Beginilah suasana dapur apato di Jepang,
mas Soleh sedang membuat curry (kare) khas Jepang untuk sarapan kami
Nah kebetulan kakak gue lagi kuliah di Jepang, tepatnya di kota Yokohama. Jadi sesampainya gue di Bandara Haneda Tokyo, gue langsung menuju ke rumah kakak gue itu. Beliau tinggal di apato khas Jepang.

Apa itu apato? Secara umum sih apato sama halnya dengan kontrakan atau kos-kosan di Indonesia. Standarnya sih apato di Jepang berukuran 10 m2dan interiornya mirip kek kamarnya Nobita. Ada juga kontrakan yang lebih mewah dan lebih luas. Istilah namanya adalah mansion. Kalau di Indonesia ya kek apartemen-apartemen bertingkat gitu.

apato, apartement, jepang, japan, penginapan, akomodasi, gratis, yokohama
Ruang utama sekaligus ruang tidur, interiornya Jepang banget
Gue juga untungnya dapat kesempatan buat mencicipi gimana rasanya tinggal di mansion Jepang. Gue merasakannya di Osaka, kebetulan temen gue tinggal di sana. Walaupun mansion yang dia tempati merupakan fasilitas kantor sih hihi.

apato, apartement, jepang, japan, penginapan, akomodasi, gratis, mansion, osaka
Pemandangan salah satu residence di Osaka,
foto diambil dari balkon mansion temen gue, Tomo-san.
Nah tuh kan dapat pengetahuan baru, apa aja jenis-jenis kontrakan di Jepang. Itulah enaknya ada relasi di luar negeri, selain dapat tumpangan gratis, kita juga bisa dapat pengetahuan baru.

2. Couchsurfing
Pasti yang sering jalan-jalan udah familiar dengan Couchsurfing. Situs jejaring sosial yang menghubungkan traveler-traveler di lebih dari 245 negara di seluruh dunia. Kalo gue sih sering menyebutnya "Facebook-nya para Traveler". Dengan adanya situs jejaring Couchsurfing ini, seorang traveler bisa numpang di rumah Couchsurfer (panggilan untuk pengguna situs Couchsurfing) lainnya, dan menerima Couchsurfer lainnya untuk stay di rumah kita.

apato, apartement, jepang, japan, penginapan, akomodasi, gratis, couchsurfing
Bersama Ken-san, host couchsurfing gue di Matsumoto, Jepang
Selama 12 hari di Jepang, gue mengunjungi 8 kota. So, gue pun mencari host untuk numpang gratis di rumah para Couchsurfer di kota yang akan gue tuju. Yup gratis, ini menguntungkan banget karena gak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap di hostel. Selain itu kita bisa jadi lebih mengenal keseharian warga lokal lewat host kita, bisa mempelajari budaya dan bahasa mereka, bertukar informasi, menambah relasi, pokoknya banyak deh positifnya.

Apato-nya Kazuki-san, host gue di Kyoto, kasur (futon) gue yang bawah,
liat deh warna bantal, selimut, sama cover futon-nya, unyuk cuy hahaha
Kita udah dikasih tumpangan gratis, terus kita ngasih apa ke mereka? Nah biasanya sih gue membawa souvenir khas Indonesia untuk dikasih ke mereka. Pas ke Jepang sih, gue bawa mie instan dan gantungan kunci wayang untuk oleh-oleh host yang udah membantu gue. Kenapa gue bawa itu? Soalnya orang Jepang suka banget makan mie dan aksesoris yang lucu gitu. Sederhana, tapi sangat mengena.

3. Urban Camping
Jepang dikenal sebagai negara ter-aman di dunia. Iya gue percaya itu dan gue udah membuktikannya. Salah satunya dengan melakukan urban camping di Jepang.

Pertama kali gue liat artikel di Wikitravel tentang urban camping di Jepang, gue masih belom percaya kalo bisa melakukan itu di Jepang. Jadilah gue penasaran banget buat ngelakuin urban camping. Secara harfiah sih, urban camping berarti melakukan camping di kota.

Gimana, lo udah ada bayangan gimana caranya camping di kota-kota di Jepang?

apato, apartement, jepang, japan, penginapan, akomodasi, gratis, Kanazawa, station, stasiun, gate, gerbang
Tsuzumi-tori (drum gate) di Stasiun Kanazawa,
liat deh lingkaran kayu pada tiangnya, manfaatkanlah!!! Hahaha
Pertama-tama gue mau memberikan insight ke kalian tentang kebiasaan orang Jepang. Kebanyakan orang Jepang adalah peminum alkohol cuy! Minum-minum itu udah jadi salah satu tradisi di sana. Baik dengan rekan kantor, temen nongkrong, bahkan di acara-acara keluarga.

Nah, biasanya yang sering sih sama rekan kantor. Soalnya dunia pekerjaan di sana itu kental dengan sistem senior dan junior. Ketika pulang kerja, biasanya kalo si senior pengen nongkrong, pasti selalu ngajak si junior. Setelahnya, mereka akan minum-minum sebagai simbol penghormatan atas kerja keras dan persahabatan. Gue diceritain langsung tentang hal ini oleh host gue di Osaka.

Biasanya kalo udah mabok, mau pulang ke rumah juga susah, soalnya udah sempoyongan jalannya (gue ngeliat sendiri waktu di Jepang). Gak sedikit dari mereka juga jatuh pingsan di pinggir jalan karena saking maboknya. Itu hal biasa mennnn, biasa itu.

Orang-orang yang lewat mah gak peduli dan gak mau peduli dengan orang yang pingsan/ketiduran itu. Nahhhhh di poin inilah, kenapa urban camping di Jepang itu bisa dilakukan. Ya, kita bisa pura-pura mabok dan langsung aja ngegeletak di pinggir jalan hahaha.

Tapi ya gak seekstrim itu juga sih. Camping, berarti lo membutuhkan tenda, sleeping bag, dan matras. Tapi saran gue mah gak perlu lah pake tenda, ribet cuy. Dan gak perlu di pinggir jalan juga. Kek gembel banget itumah hahaha.

apato, apartement, jepang, japan, penginapan, akomodasi, gratis, taman, park
Suatu taman di Kota Takayama, tuh liat ada bangkunya, manfaatkanlah!
Btw gue tidur di sini semalem hahaha
Tempat yang strategis menurut gue untuk urban camping di Jepang adalah di taman dan stasiun. Taman dan stasiun adalah dua tempat yang sangatttttt banyak akan kita temui di Jepang. Jadi manfaatkanlah itu. Tapi, cari situasi yang oke juga ya. Kalo bisa kita cari tempat tidur yang gak ada orang lewat atau orang liat. 

Anyway, gue mencoba urban camping di dua kota, Takayama dan Kanazawa. Di Takayama gue melakukan urban camping di sebuah taman dan di Kanazawa gue melakukannya di Stasiun Kanazawa.

Dari pengalaman gue urban camping sih, aman-aman aja tuh. Pas tidur di taman sih gue gak bisa tidur nyenyak, soalnya dinginnya kerasa euy, mungkin banyak angin karena banyak pohon kali ya. Tapi pas di stasiun gue nyenyak kok tidurnya.

apato, apartement, jepang, japan, penginapan, akomodasi, gratis, Kanazawa, station, stasiun, urban camping
Perhatikan ketiga gambar di atas dengan seksama, di sana lah gue melakukan urban camping hahaha
Emang sih, serasa gembel banget ya melakukan urban camping kalo ngeliat foto-foto gue di atas hahaha. Tapi semua balik ke pilihan kalian, kalo mau tidur enak dan punya duit cukup ya mending di hotel aja. Tapi kalo lo adventurous backpacker yang punya budget minim tapi mau mewujudkan mimpi jalan-jalan di Jepang, silakan melakukan urban camping hehew.

Ya itulah 3 tips dari gue untuk meringankan budget jalan-jalan, khususnya budget untuk akomodasi. Ketiga hal tersebut bisa lo lakuin dimana aja di negara di dunia ini. Tapi untuk yang urban camping, silakan lo kepo-kepoin dulu tentang peraturan di negara yang mau lo kunjungi. Yang terpenting perhatikan masalah keamanan dan cari info, apa sebelumnya udah ada traveler yang mencoba urban camping di tempat itu atau belum.

Tenang, semua orang bisa jalan-jalan walaupun hanya punya budget minim. Dimana ada keinginan, di sana ada jalan. Ciaoooo!
Lokasi: Jepang

9 komentar:

  1. Kamu masuk angin gak pas urban camping? x)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masuk angin? Hih apa itu??? Hahaha. Alhamdulillah engga mba aman2 aja :D

      Hapus
  2. Nice one, follow me back yak, Wahahaha

    BalasHapus
  3. Bang, kalo couchsurfing ente ngedirect message per org yg tinggal di daerah lo tuju? Apa bilang ke daerah yg lo tuju kalo butuh tumpangan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kao gue direct request ke satu2 orang bro. Jadi misal gue mau ke Kyoto, gue request dah tuh orang2 disana sekitar 5 orang, kalo gagal request 5 lagi, begitu seterusnya sampe dapet.

      Jangan direct message, mereka lebih suka direct request, krn lbh lengkap untuk info kapan lo stay, dll.

      Hapus
  4. tipsnya oke banget tapi kalau buat perempuan kayaknya urban camping akan terlihat extrm ya.. hhe

    BalasHapus
  5. Untuk hal pertama saya tertarik yg manfaatin waktu transit di kualalumpur buat caranya bagaimana proses awal hingga akhir bisa balek lagi ke klia2 tanpa tdk keluarin biaya byk dan mengejar waktu dgn nyangai hingga tiba di klia2. Mohon info kembali buat sharingnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gan gak salah komen nih di tulisan Jepang ini? Hehehe

      Okedeh no problem biar saya bantu jawab. Kalo saya sih prefer dari KLIA2 ke kota naik bus, karena biayanya lebih murah daripada naik kereta bandara.

      Terus bawa bekel dari Indonesia, karena cuma transit sebentar, jadi makan sekali cukup. Bawa aja bekel biar irit dan gak perlu beli makanan di sana :)

      Semoga bisa membantu yaaa

      Hapus