Rabu, 19 Januari 2022

Apakah Teknologi Digital Bisa Menjadi Solusi Mengatasi Perubahan Iklim?

pemanfaatan energi ramah lingkungan oleh perusahaan di Indonesia

Hi guys!

Tahu gak sih, kalau manusia perlu mengurangi emisi gas buang karbondioksida sebanyak mungkin dalam 30 tahun ke depan guna menghindari bencana lingkungan akibat perubahan iklim? Untuk mewujudkannya, teknologi digital bisa menjadi akselerator perubahan di beberapa aspek masyarakat atau sektor industri.

Dari segi industri, berikut adalah cara teknologi digital membantu mengurangi emisi dalam skala besar dan menghentikan perubahan iklim.

1. Efisiensi

Setelah rumah, tempat kerja, dan industri memanfaatkan ragam teknologi digital, limbah energi serta emisi karbondioksida yang teridentifikasi dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. Namun, secara keseluruhan, dua per tiga dari potensi efisiensi belum dimanfaatkan terkait dengan penghematan energi, seperti di bagian gedung sebanyak 82 persen, 58 persen di industri, dan 79 persen di infrastruktur.

Oleh karena itu, beberapa perusahaan digital berlomba-lomba menghadirkan teknologi automasi yang mampu mengefisiensi penggunaan energi sesuai kebutuhan.

Baca juga: Kupas Tuntas Kelebihan Pintu Sebagai Aplikasi Crypto Terbaik dan Termudah di Indonesia

Sebuah studi yang dilakukan Schneider Electric, McDermott, dan io Consulting pun menemukan fakta bahwa pengurangan emisi operasional fasilitas minyak dan gas (migas) dapat dicapai sebanyak 76 persen dengan bantuan teknologi digital.

2. Interoperabilitas

Jika kita melihat proses dan operasi pembangunan industri saat ini, kita akan melihat bahwa sebagian besar pembangunan terfragmentasi dan terputus. Misalnya, beberapa segmen penting, seperti jaringan listrik, perangkat pendingin, moda transportasi, dan infrastruktur utama terpisah dari segi pengadaan dan pembangunan.

Adapun solusi yang dapat dioperasikan oleh perusahaan adalah pemanfaatan teknologi EcoStruxure Building yang dapat memberikan sistem visibilitas lengkap dari desain hingga tingkat operasi.

Pemanfaatan teknologi tersebut juga menghubungkan semua elemen di dalam gedung dan mengurangi 40 persen emisi karbon.

3. Visibilitas

Menurut pakar dari Schneider Electric, 80 persen perubahan iklim terjadi akibat masalah energi. Pasalnya, seperempat dari semua emisi diciptakan oleh energi yang hilang atau terbuang.

Baca juga: Perusahaan Terkendala Wujudkan Transformasi Digital? Ini 3 Tipsnya

Mengurangi (atau memberantas) kehilangan energi dan pemborosan pun dapat dilakukan dengan bantuan teknologi digital. Teknologi digital, seperti artificial intelligence (AI), machine learning, atau teknologi EcoStruxure dari Schneider Electric memungkinkan berbagai perusahaan untuk memantau kinerja dan efisiensi energi di rumah, kantor, serta pabrik industri.

4. Pemberdayaan energi

Perpindahan pemanfaatan energi fosil ke energi terbarukan dan listrik saat ini semakin meningkat. Ketika energi terbarukan menggantikan bahan bakar fosil, sebagian produksi dan konsumsi energi akan berpindah haluan.

Banyak orang dan industri akan memanfaatkan kendaraan listrik, pompa panas listrik, dan perangkat listrik lain yang dinilai lebih ramah lingkungan.

5. Inovasi

Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang energi kini tengah berusaha menciptakan inovasi baru, seperti biofuel, teknologi baterai, atau produksi massal hidrogen hijau mahal.

Baca juga: Dukung Keberlanjutan Industri Data Center, Schneider Electric Luncurkan Sustainability Framework

Ketiga teknologi tersebut merupakan beberapa solusi lingkungan digital yang juga dapat menawarkan siklus investasi lebih pendek, return of investment (ROI) yang lebih cepat, dan memberikan lebih banyak peluang bagi investor untuk meningkatkan skala dengan cepat.

Dengan teknologi digital yang berkembang pesat, kita dapat mempercepat kemajuan dalam memenuhi komitmen perubahan iklim global. 

Lokasi: Jakarta, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar