Kamis, 19 Oktober 2023

Apakah Sudah Waktunya Mengganti UPS dengan yang Lebih Canggih?

Masa pakai UPS adalah 10 tahun

Hi guys!

Seperti semua peralatan IT lainnya, uninterruptible power supply (UPS) memiliki masa pakai yang terbatas. Rata-rata siklus hidup UPS biasanya adalah 8-10 tahun. Baterai perlu diganti setidaknya 3x selama masa pakainya.

Tentu saja, ketika UPS mencapai akhir masa pakai, UPS harus diganti untuk mengurangi waktu henti. Dunia usaha kini dapat menghemat uang dan mengurangi jejak karbon dengan mengganti UPS ke model yang lebih berkelanjutan dan kaya fitur, khususnya di lokasi edge computing.

Model UPS yang lebih baru menawarkan banyak keuntungan, seperti lebih kecil, lebih ringan, dan dilengkapi dengan baterai yang memiliki masa pakai lebih lama.

Baca juga: Apa Pentingnya Bursa Karbon, Kredit Karbon, dan Perdagangan Karbon?

Untuk membantu mengurangi emisi karbon, beberapa model UPS baru juga dibuat dengan bahan ramah lingkungan, termasuk logam daur ulang. Perkembangan ini penting karena semakin banyak perusahaan yang hanya membeli peralatan yang memenuhi spesifikasi lingkungan yang lebih ketat.

Selain memenuhi faktor keberlanjutan, yang menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya dampak buruk perubahan iklim, penggantian UPS lama juga memenuhi kebutuhan mendesak untuk mencegah downtime.

Sebagian besar organisasi melakukan pekerjaan yang baik dalam melacak kesehatan dan kinerja UPS. Namun, terkadang UPS di lokasi edge computing yang sering kali tidak memiliki staf IT di lokasi, dan unit UPS tetap berada di tempatnya ketika masa pakainya hampir habis atau bahkan sudah tidak berguna lagi.

Kriteria pemilihan UPS

Saat memilih UPS, tim IT dapat mengevaluasi dua kriteria. Pertama adalah umur unit harus sampai 10 tahun. Pertimbangan kedua adalah baterai. Setiap unit UPS memiliki baterai yang seperti disebutkan harus diganti hingga 3x.

Namun, model yang lebih baru memiliki baterai lithium-ion yang lebih tahan lama. Hal ini berarti lebih sedikit perawatan. Perusahaan pun dapat menghindari biaya pengiriman teknisi ke daerah terpencil untuk mengganti baterai.

Hal utama yang perlu diingat, UPS melindungi infrastruktur penting dari lonjakan listrik dan masalah kualitas yang dapat merusak peralatan dan menyediakan listrik sementara selama pemadaman listrik.

Baca juga: Schneider Electric Tantang Karyawannya untuk Hasilkan Ide Inovasi Berkelanjutan

Jika terjadi pemadaman listrik pada UPS yang tidak berfungsi lagi, perusahaan dapat kehilangan data dan mengalami kerusakan peralatan. Tentu saja, downtime bisa memakan biaya yang mahal karena hilangnya pendapatan dan berkurangnya produktivitas.

Uptime Institute baru-baru ini melaporkan bahwa dua pertiga dari seluruh pemadaman listrik memerlukan biaya lebih dari 100.000 dollar AS atau setara Rp 1,5 miliar.

1. Ukuran lebih kecil

Selain menghindari downtime, perusahaan dapat menghemat ruang rak dengan UPS baru.

Ketika perusahaan menambahkan teknologi seperti artificial intelligence (AI) dan augmented reality (AR), mereka memerlukan server yang lebih besar dengan chipset dan papan sirkuit yang lebih besar sehingga menyisakan lebih sedikit ruang untuk UPS.

Baca juga: Pengolahan Air Berkelanjutan dengan Solusi Smart Pumping

Oleh karena itu, UPS dengan tapak yang lebih kecil akan lebih disukai. Model UPS yang lebih baru berukuran lebih kecil degan menawarkan perlindungan daya yang lebih besar.

Perusahaan dapat menghemat ruang rak mulai dari 1U hingga 8U sehingga memudahkan perencanaan penerapan teknologi di masa depan.

2. Lebih berkelanjutan dan aman

Keuntungan lain dari model UPS terbaru adalah keberlanjutan dan keamanan. UPS baru lebih efisien dibandingkan model lama.

Model yang lebih efisien menghasilkan lebih sedikit panas karena dibuat dengan bahan yang dapat didaur ulang.

Bagi perusahaan dengan armada UPS yang besar, terdapat efek positif kumulatif ketika menerapkan UPS baru. Dunia usaha dapat menghemat uang untuk pendinginan dan listrik, sekaligus mengurangi jejak karbon mereka.

Tidak seperti model lama, UPS baru memiliki fitur keamanan seperti tersedia pintu dengan kunci untuk mencegah gangguan, baik disengaja maupun tidak. Keuntungan lainnya adalah interface pengguna yang dapat diprogram untuk hanya menerima kredensial individu tertentu. Hal ini juga mencegah gangguan dan mendukung kebijakan keamanan siber dan fisik.

Baca juga: Perusahaan Indonesia Lebih Baik dari Singapura dan Malaysia Terkait Kepercayaan Mencapai Sustainability

Fitur penting lainnya adalah pemantauan dan manajemen jarak jauh. Meskipun beberapa model lama memiliki kemampuan jarak jauh, UPS baru lebih canggih.

Keberlanjutan, ukuran lebih kecil, efisiensi lebih tinggi, dan siklus hidup lebih lama menjadi kriteria model UPS terbaru yang penting untuk diperhatikan.

Inilah yang membuat Schneider Electric meluncurkan APC Smart-UPS Ultra dan Smart-UPS Modular Ultra. Unit-unit ini adalah pilihan ideal untuk menggantikan UPS lama guna memodernisasi manajemen daya.

Kedua UPS tersebut kompatibel dengan platform manajemen jarak jauh Schneider Electric yang memberikan visibilitas ke lingkungan UPS untuk melacak kinerja, meningkatkan keamanan, dan mengumpulkan data untuk pemeliharaan prediktif.

Baca juga: Bagaimana Elektrifikasi Bisa Mengurangi Jejak Karbon Sektor Pertambangan?

Memiliki UPS yang memiliki kinerja terbaik sangat penting bagi operasional IT. Jika Anda belum memelihara armada UPS Anda, sekarang adalah saat yang tepat untuk melakukan penilaian.

Cari tahu unit apa yang harus diganti dan manfaatkan fitur baru yang membantu Anda menghemat uang dan bergerak menuju masa depan yang berkelanjutan. Pelajari lebih lanjut tentang perlindungan listrik yang berkelanjutan dan andal untuk bisnis Anda.

Rabu, 18 Oktober 2023

Schneider Electric Tantang Karyawannya untuk Hasilkan Ide Inovasi Berkelanjutan

Inovasi automasi industri untuk mengurangi dampak lingkungan

Hi guys!

Inovasi adalah kunci untuk memastikan bahwa perusahaan transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric, selalu menjadi yang terdepan dan memberikan solusi terbaik kepada pelanggan.

Inovasi ada dalam DNA Schneider Electric; ini adalah semangat dan landasan pertumbuhan perusahaan ini.

Schneider Electric juga selalu berkomitmen untuk mencapai tujuan keberlanjutan dalam dekarbonisasi, program Green Premium, pengemasan berkelanjutan, dan ekonomi sirkular.

Baca juga: Apa Pentingnya Bursa Karbon, Kredit Karbon, dan Perdagangan Karbon?

Dalam automasi industri, ambisi kolektif Schneider Electric adalah menciptakan solusi berkelanjutan melalui produk, sistem, dan layanan masa depan yang mengurangi dampak lingkungan dari pelanggan serta Schneider Electric sendiri.

Menggabungkan kecenderungan terhadap inovasi dan keberlanjutan, baru-baru ini Schneider Electric meluncurkan tantangan keberlanjutan internal dan ide inovasi, yang bertujuan untuk meningkatkan inovasi demi keberlanjutan. Karyawan diundang untuk mengusulkan konsep inovatif dan proposisi nilai untuk keberlanjutan, yang membahas salah satu dari dua pilar: 

1. Solusi automasi industri yang ramah lingkungan

Ide-ide inovatif untuk automasi industri saat ini atau di masa depan menawarkan konsumsi sumber daya dengan dampak yang lebih sedikit atau lebih rendah (misalnya: plastik daur ulang).

Baca juga: Bagaimana Elektrifikasi Bisa Mengurangi Jejak Karbon Sektor Pertambangan?

Selanjutnya, meningkatkan daya tahan, kemampuan perbaikan, dan kemampuan daur ulang untuk mengembangkan sirkularitas dan membantu masyarakat mengurangi konsumsi listrik dalam fase penggunaan.

2. Ciptakan hal baru untuk mengurangi dampak lingkungan pelanggan

Karayawan Schneider Electric ditantang untuk menelurkan ide-ide inovatif untuk memberikan produk dan solusi kepada pelanggan, membantu mereka mengurangi dan menghindari emisi, menghemat sumber daya melalui efisiensi, dekarbonisasi, elektrifikasi, serta mendukung mereka dalam aplikasi baru yang mengurangi dampak lingkungan.

Respons terhadap kampanye tantangan ini sungguh luar biasa. Schneider Electric menerima lebih dari 100 ide inovatif selama tahap pertama kampanye. Ide-ide ini membahas berbagai praktik keberlanjutan, seperti bahan ramah lingkungan dan ketenangan energi, pengurangan karbon dalam pemanfaatan produk, desain sirkularitas, sirkularitas bisnis, dekarbonisasi, efisiensi, dan beberapa penerapan baru untuk pasar yang berbeda.

Baca juga: Pengolahan Air Berkelanjutan dengan Solusi Smart Pumping

Schneider Electric memiliki proses inovasi terstruktur dan kolaboratif yang dirancang untuk mengidentifikasi dan mengembangkan ide-ide paling menjanjikan sejalan dengan strategi inti Schneider Electric.

Proses ini didukung oleh jaringan pelatih inovasi lokal yang tersebar di seluruh bisnis Schneider Electric dan dapat membimbing bisnis lain melalui perjalanan inovasi.

Pembina inovasi Schneider Electric memandu pemilik ide terpilih untuk lebih menyempurnakan dan mengembangkan konsep mereka, serta menciptakan landasan yang kuat untuk keberlanjutan, dengan fokus pada manfaat, kelayakan, dan dampak bagi bisnis dan pelanggan.

Baca juga: Perusahaan Indonesia Lebih Baik dari Singapura dan Malaysia Terkait Kepercayaan Mencapai Sustainability

Panel juri, yang terdiri dari tim kepemimpinan Schneider Electric, menilai setiap penawaran layak untuk dilanjutkan dan memilih pemenang akhir.

Chief Technology Officer of Industrial Automation Aurelien Le Sant mengatakan, ini adalah pencapaian luar biasa dan merupakan langkah penting untuk lebih mengeksplorasi ide-ide inovatif yang akan memberikan dampak pada pelanggan, mitra, dan komunitas Schneider Electric.

“Atas nama seluruh tim kepemimpinan, kami menghargai dedikasi dan kerja keras Anda dalam mengembangkan konsep berkualitas tinggi yang secara langsung berkontribusi pada misi keberlanjutan kami dalam automasi industri,” jelasnya.

Kamis, 12 Oktober 2023

Pengolahan Air Berkelanjutan dengan Solusi Smart Pumping

Wilo dan Schneider Electric menciptakan solusi sistem dewatering yang cerdas, efisien, dan sustainable untuk memenuhi kebutuhan sektor pertambangan.

Hi guys!

Sistem pompa memang punya peranan vital dalam mendukung upaya pengolahan air yang berkelanjutan. Namun, sejumlah kendala mulai dari kebocoran dan kerusakan sistem pompa yang sering kali tak terdeteksi, proses pengolahan dan distribusi air yang tidak efisien, hingga konsumsi energi yang tinggi dalam pengoperasian pompa menjadi tantangan tersendiri yang perlu diatasi.

Untuk mengatasi permasalahan dalam sistem pompa air tersebut, perlu peran industri untuk mendukung digitalisasi dan automasi dalam rangka mewujudkan pengolahan air yang andal dan berkelanjutan (sustainable).

Hal ini menjadi perhatian serius Schneider Electric. Pemimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric berkolaborasi dengan Wilo, sebuah perusahaan pemasok pompa dan sistem pompa premium.

Baca juga: Pentingnya Solusi Edge computing untuk Mendukung Digitalisasi Sekolah

Melalui rangkaian solusi dan arsitektur EcoStruxure untuk smart pumping, Schneider Electric memungkinkan para produsen pompa menciptakan teknologi yang lebih fleksibel, terkoneksi, andal, efisien dan ramah lingkungan (eko-efisiensi) untuk memenuhi kebutuhan di era industri hijau.

Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Martin Setiawan menjelaskan, sistem pengolahan air membutuhkan tata kelola dan sistem pompa yang cerdas agar dapat meningkatkan keamanan, keandalan, dan keberlanjutan distribusi air di lingkungan operasional.

“Hal ini menjadi bagian dari upaya mendukung konservasi air yang menjadi salah satu kriteria standardisasi industri hijau,” kata Martin dalam diskusi media Digitalisasi & Otomasi Sistem Pompa untuk Pengolahan Air yang Berkelanjutan.

Arsitektur EcoStruxure untuk smart pumping mengombinasikan teknologi augmented operator, machine advisor, dan resource advisor.

Baca juga: Perusahaan Indonesia Lebih Baik dari Singapura dan Malaysia Terkait Kepercayaan Mencapai Sustainability

Ketiga teknologi tersebut memungkinkan visibilitas lebih baik terhadap kondisi serta kinerja pompa melalui pemantauan jarak jauh, real time, pemeliharaan prediktif, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi pengolahan air.

Tidak hanya itu, teknologi power monitoring expert yang dimiliki juga memungkinkan efisiensi konsumsi energi pada sistem pompa.

Sektor industri menang harus memiliki tanggung jawab dalam melakukan upaya konservasi sumber daya air di lingkungan operasionalnya melalui metode 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle.

Sebab, hal itu menjadi bagian dari persyaratan untuk mendapatkan Sertifikasi Industri Hijau.

Intensitas penggunaan air, pengolahan dan pemanfaatan air daur ulang, serta intensitas penggunaan energi dalam sistem pengolahan air pun menjadi tiga aspek penting yang akan dievaluasi dan diaudit untuk mengukur efisiensi serta efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.

Baca juga: Bagaimana Elektrifikasi Bisa Mengurangi Jejak Karbon Sektor Pertambangan?

Pengolahan sumber daya air secara berkelanjutan oleh sektor industri juga tercantum dalam target Sustainable Development Goals (SDGs) ke- 6 dan 12.

Tujuan ke-6 dan 12 secara khusus menyoroti peran industri dalam melakukan proses produksi dan konsumsi sumber daya secara bertanggung jawab.

Sektor industri juga harus memastikan ketersediaan dan mengelola sumber daya air secara berkelanjutan dengan melakukan efisiensi, daur ulang air yang bersih dan aman bagi lingkungan, serta mengintegrasikan sistem pengolahan air.

Menekan emisi karbon

Dalam white paper yang dirilis oleh Schneider Electric berjudul Smart Pumping: A New Way to Address the Worldwide Water Distribution Crisis, diperkirakan bahwa lebih dari 24 persen energi yang dikonsumsi oleh sistem penggerak motor di lingkungan pabrik berasal dari sistem pompa.

Bahkan, sistem pemompaan menyumbang hampir 20 persen dari penggunaan energi dunia.

Penerapan sistem pemompaan cerdas (smart pumping), diperkirakan berpotensi menghemat energi hingga 50 persen, yang pada akhirnya berkontribusi pada penekanan emisi karbon.

Pada kesempatan yang sama, Director of Wilo Pumps Indonesia David Haliyanto menuturkan bahwa pemanfaatan teknologi digital dan automasi di industri pompa kini semakin berkembang mengikuti kebutuhan yang berbeda-beda dari tiap sektor.

Baca juga: Apa Pentingnya Bursa Karbon, Kredit Karbon, dan Perdagangan Karbon?

“Misalnya, Wilo dan Schneider Electric menciptakan solusi sistem dewatering yang cerdas, efisien, dan sustainable untuk memenuhi kebutuhan sektor pertambangan. Fungsinya adalah mengatur level air pada pit agar kegiatan penambangan bisa beroperasi dengan aman,” kata David.

Solusi tersebut, tambahnya, telah terbukti dapat mendukung perusahaan tambang dalam mengurangi penggunaan energi hingga 20 persen dan mengurangi waktu downtime sekitar 25 persen dengan deteksi cepat.

Permintaan akan penghematan energi dan pemanfaatan teknologi automasi pada sistem pemompaan secara global diperkirakan akan terus meningkat.

Market Research Future memprediksi, pertumbuhan tahunan rata-rata dari 2022 hingga 2030 dapat mencapai 7,5 persen.

Baca juga: Schneider Electric Sediakan Panduan Desain Data Center untuk Memaksimalkan AI

“Prospek pertumbuhan sistem pompa cerdas perlu diimbangi dengan sosialisasi dan edukasi yang komprehensif kepada sektor industri. Hal ini juga yang menjadi perhatian kami,” kata David.

Sementara itu, Schneider Electric juga terus menggalakkan inisiatif Green Heroes for Life yang bertujuan untuk mengedukasi pelaku industri dengan berbagi wawasan tren tentang pentingnya pemanfaatan teknologi digital dan automasi guna mendukung sektor industri dalam pemenuhan standardisasi industri hijau.

Senin, 09 Oktober 2023

Perusahaan Indonesia Lebih Baik dari Singapura dan Malaysia Terkait Kepercayaan Mencapai Sustainability

Aksi perusahaan di Indonesia dalam mewujudkan sustainability

Hi guys!

Schneider Electric, merilis hasil temuan Survei Sustainability Tahunan yang diselenggarakan di 9 negara di Asia, meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan (sustainability). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun).

Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target sustainability, hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi sustainability yang komprehensif.

Baca juga: Tips Menurunkan Tagihan Listrik dan Energi

Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi dalam mencapai target sustainability-nya, melebihi Singapura dan Malaysia.

Sekitar 65 persen responden Indonesia secara mengesankan menyatakan telah membentuk tim khusus yang bertanggung jawab terhadap pencapaian target tersebut. Skor ini melebihi rata-rata skor regional (rata-rata skor dari seluruh negara responden) sebesar 54 persen.

Survei Sustainability ini mewawancarai sekitar 4.500 pemimpin perusahaan untuk mengumpulkan perspektif para pemimpin bisnis di kawasan Asia mengenai sustainability dan lingkungan.

Bersama dengan Milieu Insight, survei ini menyasar para eksekutif tingkat menengah hingga senior di sektor swasta yang diminta untuk menjawab 30 pertanyaan seputar sustainability dan dampaknya terhadap bisnis mereka.

Survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesenjangan niat dan aksi di antara perusahaan-perusahaan dengan mengetahui persepsi mereka akan pentingnya praktik bisnis yang berkelanjutan dan investasi atau komitmen nyata untuk mencapainya.

Masih banyak tantangan

Salah satu metrik survei yang diteliti adalah “Kesenjangan Aksi Hijau” di setiap negara.

Menurut Schneider Electric, metrik ini digunakan untuk memperkirakan kesenjangan antara perusahaan yang mengklaim memiliki tujuan sustainability dan perusahaan yang memiliki atau menerapkan strategi sustainability yang komprehensif.

Kesenjangan Aksi Hijau Indonesia berada pada angka 49 persen. Hal ini menyoroti perbedaan antara perusahaan yang telah menetapkan tujuan keberlanjutan (98 persen) dan perusahaan yang telah melaksanakan rencana sustainability mereka (49 persen).

Baca juga: Bagaimana Elektrifikasi Bisa Mengurangi Jejak Karbon Sektor Pertambangan?

Adapun Indonesia masih berada di atas Singapura dan Taiwan yang memperlihatkan kesenjangan tindakan terbesar di antara negara-negara Asia lainnya, dengan keduanya mencapai 59 persen.

Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Roberto Rossi mengatakan, pihaknya puas dengan peningkatan kesadaran dan komitmen di antara perusahaan-perusahaan di Asia, termasuk Indonesia, untuk menetapkan tujuan-tujuan sustainability.

Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat komitmen yang tinggi bersama dengan Filipina dan Thailand.

“Namun, temuan survei mengenai kesenjangan antara niat dan tindakan menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan,” kata Roberto.

Baca juga: Apa Pentingnya Bursa Karbon, Kredit Karbon, dan Perdagangan Karbon?

Sangat penting bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menerjemahkan aspirasi keberlanjutan mereka ke dalam tindakan nyata, mengatasi tantangan implementasi, dan menerapkan strategi jangka panjang.

Di sisi lain, Pemerintah Indonesia juga perlu menciptakan ekosistem yang mendorong akselerasi aksi sustainability dengan peraturan dan kebijakan yang memadai dan program insentif.

“Seiring dengan kebutuhan mendesak akan sustainability, perusahaan dan pemerintah perlu mengambil aksi kolektif untuk mengambil peran kepemimpinan dalam mendorong perubahan, berkolaborasi, dan memanfaatkan solusi inovatif," imbuh Roberto.

Pendorong keputusan

Alasan utama pemimpin perusahaan di Indonesia melakukan investasi sustainability adalah inovasi dan daya saing (50 persen), peningkatan peluang bisnis (48 persen), dan manajemen risiko (40 persen). 

Peluang penghematan biaya dan pemenuhan kepatuhan atas regulasi pemerintah melengkapi 5 faktor pendorong teratas yang dipertimbangkan perusahaan ketika membuat keputusan seputar strategi sustainability

Baca juga: Pentingnya Solusi Edge computing untuk Mendukung Digitalisasi Sekolah

“Sebagian besar pemimpin bisnis di Indonesia mengatakan bahwa memberikan lebih banyak insentif lebih efektif daripada menerapkan hukuman untuk mendorong kepatuhan sektor swasta terhadap tujuan sustainability pemerintah,” ujar Roberto.

Di sisi lain, birokrasi peraturan dan kebijakan yang belum memadai menjadi tantangan utama yang membuat mereka menahan diri untuk berinvestasi lebih pada inisiatif sustainability.

Inisiatif sustainability

Pemimpin perusahaan di Indonesia menyebutkan bahwa kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja (34 persen), privasi dan keamanan data (31 persen), serta kesetaraan dan manajemen sumber daya manusia (28 persen) menjadi fokus utama dalam inisiatif sustainability-nya.

Daur ulang dan manajemen sampah, serta krisis atau kenaikan biaya energi juga menjadi perhatian para pemimpin perusahaan.

“Hanya saja, isu perubahan iklim belum menjadi prioritas pemimpin perusahaan di Indonesia. Baru 41 persen yang menyatakan siap berkomitmen pada aksi iklim,” kata Roberto.

Sedangkan, dalam upaya mengukur emisi karbon atau gas rumah kaca di Indonesia, Waste Management Audit menjadi metode paling umum yang digunakan, disusul oleh adopsi Carbon Footprinting berdasarkan Greenhouse Gas Protocol.

Baca juga: Schneider Electric Sediakan Panduan Desain Data Center untuk Memaksimalkan AI

Sebagian besar responden Indonesia mengatakan bahwa adopsi sumber energi terbarukan dan efisiensi energi merupakan bagian dari upaya dekarbonisasi perusahaan.

Akan tetapi, penerapannya masih terkendala oleh belum siapnya infrastruktur dan stabilitas pasokan sumber energi terbarukan di Indonesia. Belum lagi tentang keterbatasan finansial dan kesiapan rantai suplai.

“Sebagai bagian dari ekosistem rantai suplai bagi banyak sektor industri, Schneider Electric berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi sustainability. Tidak hanya melalui solusi dan teknologi, tetapi juga melalui inisiatif Green Heroes for Life,” kata Roberto.

Melalui inisiatif itu, Schneider Electric menggandeng sebanyak-banyaknya mitra swasta dan publik untuk membangun ekosistem pendukung yang bertujuan mempermudah dimulainya perjalanan sustainability dengan aksi iklim yang terencana dan terukur. 

Senin, 02 Oktober 2023

Bagaimana Elektrifikasi Bisa Mengurangi Jejak Karbon Sektor Pertambangan?

Elektrifikasi disinyalir menjadi solusi sektor pertambangan untuk mengurangi jejak karbon dalam upaya dekarbonisasi industri

Hi guys!

Tahu tidak, kalau industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. 

Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya.

Ironisnya, industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini.

Baca juga: Belajar Sustainability Gratis di Sustainability School Schneider Electric

International Council on Mining and Metals (ICMM) mencatat, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang).

Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan.

Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam dan mineral dibandingkan teknologi berbasis bahan bakar fosil.

Baca juga: Apa Pentingnya Bursa Karbon, Kredit Karbon, dan Perdagangan Karbon?

Misalnya, kendaraan listrik membutuhkan masukan mineral sekitar 6x lebih banyak dibandingkan mobil berbahan bakar fosil.

Permintaan logam dan mineral diperkirakan akan tumbuh sebesar 500 persen pada 2050, sebagian besar disebabkan oleh dukungan terhadap teknologi ramah lingkungan ini. Tantangannya adalah memenuhi kebutuhan sambil tetap membatasi emisi karbon milik perusahaan pertambangan.

Peralihan dari fosil ke listrik

Menghidupkan proses, peralatan, dan pembangkit listrik dengan listrik rendah karbon, seperti elektrifikasi, dibandingkan bahan bakar fosil akan menjadi cara penting untuk mengurangi jejak karbon industri.

Misalnya, truk pengangkut yang biasanya menggunakan bahan bakar diesel dan gas, kini menjadi alternatif untuk truk listrik.

Hal ini dapat memberikan dampak besar dalam mengurangi jejak karbon perusahaan pertambangan. Misalnya saja, diperkirakan terdapat 28.000 truk pengangkut besar yang beroperasi di seluruh dunia.

Baca juga: Schneider Electric Sediakan Panduan Desain Data Center untuk Memaksimalkan AI

Secara kolektif, mereka mengeluarkan lebih dari 68 juta ton karbon setiap tahun – sebanding dengan emisi karbon dari penggunaan energi lebih dari 8,5 juta rumah selama satu tahun. Fakta mencengangkan.

Peralihan dari kendaraan berbahan bakar gas atau diesel ke kendaraan listrik hampir dapat menghilangkan emisi tersebut.

Beberapa tambang, seperti tambang emas Borden di Ontario, Kanada, telah membuktikan bahwa elektrifikasi dapat dicapai tanpa mengorbankan kinerja. Di tambang Borden, Newmont telah mengganti seluruh armada truk bawah tanahnya dari yang bertenaga diesel menjadi bertenaga baterai.

Baca juga: Pentingnya Solusi Edge computing untuk Mendukung Digitalisasi Sekolah

Perubahan ini tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga meningkatkan kualitas udara, menghilangkan biaya perawatan mesin pembakaran internal yang mahal, dan mengurangi polusi suara.

Elektrifikasi pertambangan bawah tanah mempunyai dampak dekarbonisasi yang besar, karena mesin listrik memiliki efisiensi sekitar 90 persen dan mesin diesel hanya memiliki efisiensi sekitar 30 persen.

Sisanya adalah panas yang dipancarkan ke udara sekitar, sehingga dapat menimbulkan perbedaan besar pada ventilasi, yang kemudian dapat dikurangi sebesar 30 persen. Ventilasi dapat menyumbang 30-50 persen dari total konsumsi energi tambang bawah tanah.

Namun, elektrifikasi menambah kompleksitas karena mempengaruhi pasokan dan permintaan listrik. Biasanya yang menjadi perhatian penting dalam hal energi adalah berapa banyak solar atau gas yang dibutuhkan serta memastikan logistik dan pengisiannya.

Namun, untuk mendukung elektrifikasi, tambang perlu merencanakan dan menjadwalkan pasokan dan permintaan listrik sedemikian rupa sehingga mendukung keseluruhan sistem manajemen.

  • Sisi permintaan listrik – Ketika tambang mengubah aset dan proses dari bahan bakar fosil menjadi bertenaga listrik, tantangannya adalah mengenai manajemen energi, bagaimana mengelola beban baru untuk memastikan stabilitas sistem dan bagaimana mengubah infrastruktur kelistrikan dengan mempertimbangkan bahwa peralatan tersebut akan ditenagai oleh listrik.
  • Sisi pasokan listrik (tenaga listrik ke tambang) – Transformasi yang ada saat ini berpotensi melipatgandakan kebutuhan listrik di sebuah tambang, dan kebutuhan listrik tersebut harus disediakan oleh sumber-sumber terbarukan, seperti angin, panas bumi, dan matahari, bila memungkinkan.

Mitra elektrifikasi

Proses dan aset yang menggunakan listrik, seperti peralatan pengangkutan dan pemuatan bertenaga diesel, terutama dilihat sebagai peluang untuk menurunkan emisi karbon.

Namun, hal ini juga mempunyai manfaat besar lainnya, termasuk meningkatkan kondisi kerja operator dan pekerja tambang (mengurangi panas dan kebisingan) dan dalam beberapa kasus mengurangi kebutuhan ventilasi.

Tantangannya adalah bagaimana merancang ulang infrastruktur kelistrikan sesuai dengan kebutuhan tambang dan menyediakan listrik yang cukup untuk mencapai tujuan mereka.

Baca juga: Tips Menurunkan Tagihan Listrik dan Energi

Dengan bantuan tim ahli, perusahaan dapat mengembangkan peta jalan elektrifikasi yang terpersonalisasi dan terukur. Mitra tepercaya dibutuhkan untuk membantu perusahaan tambang mencapai tujuan dekarbonisasi dengan merancang rencana yang memastikan kelangsungan operasional proses mereka.

Strategi ini memandu perusahaan melalui setiap langkah strategi elektrifikasi, termasuk mengidentifikasi di mana sumber daya harus dialokasikan dan menentukan cara memenuhi kebutuhan energi.

Perusahaan yang berfokus pada transformasi energi bersih dan automasi, Schneider Electric, menghadirkan konsultan elektrifikasi untuk mendukung perjalanan dekarbonisasi tambang.

Kunjungi laman resmi Schneider Electric untuk berhubungan langsung dengan para pakar elektrifikasi yang tersertifikasi.

Rabu, 27 September 2023

Apa Pentingnya Bursa Karbon, Kredit Karbon, dan Perdagangan Karbon?

Skema kredit karbon dan bursa karbon di Indonesia

Hi guys!

Manusia menjadi penyebab pemanasan global paling signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Laporan IPCC Climate Change pada 2021 menunjukkan, pemanasan dunia mungkin akan mencapai atau melampaui 1,5 derajat Celcius hanya dalam dua dekade mendatang.

Berdasarkan skenario emisi tinggi, IPCC menemukan bahwa suhu dunia mungkin akan meningkat sebesar 4,4 derajat Celcius pada 2100. Bila ini terjadi, mungkin akan menimbulkan bencana besar. Mengerikan.

Baca juga: Belajar Sustainability Gratis di Sustainability School Schneider Electric

Apakah kita dapat membatasi pemanasan tersebut dan mencegah dampak iklim lebih parah? Semua bergantung pada tindakan yang diambil pada dekade ini.

Caranya adalah dengan pengurangan emisi karbon sehingga dunia dapat mempertahankan kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius, batas yang menurut para ilmuwan diperlukan untuk mencegah dampak terburuk terhadap iklim.

Indonesia resmikan bursa karbon 

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional hingga 2030.

Salah satu upaya pemerintah adalah menerapkan mekanisme kredit karbon atau carbon credit. Apa itu kredit karbon? Bagaimana cara menghitungnya? Apa hubungan kredit karbon dengan carbon trading atau perdagangan karbon?

Baca juga: Schneider Electric Sediakan Panduan Desain Data Center untuk Memaksimalkan AI

Pemerintah Indonesia secara resmi meluncurkan bursa karbon pada 26 September 2023. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong seluruh stakeholder untuk mendukung jalannya bursa karbon.

Secara sederhana, perdagangan karbon atau bursa karbon adalah jual beli kredit atas pengeluaran karbon dioksida dan gas rumah kaca. Perusahaan yang mampu menekan emisi dapat menjual kredit karbon ke perusahaan yang melampaui batas emisi.

Bagaimana menghitung kredit karbon?

Cara menghitung kredit karbon yang saat ini telah disepakati dunia adalah dengan menggunakan skema reducing emissions deforestation and forest degradation (REDD+).

REDD+ merupakan konsep untuk menekan emisi gas rumah kaca akibat deforestasi dan degradasi hutan plus konservasi, pengelolaan kelestarian hutan, serta peningkatan cadangan karbon hutan di negara berkembang.

Perhitungan karbon kredit penting dilakukan sebelum mengambil tindakan terkait penyelamatan lingkungan. Adapun tahapan pada REDD+ yang disepakati seluruh dunia adalah pengukuran, verifikasi, kemudian tindakan (MRV).

Baca juga: Pentingnya Solusi Edge computing untuk Mendukung Digitalisasi Sekolah

MRV merupakan sistem untuk mendokumentasikan, melaporkan, dan membuktikan perubahan karbon secara konsisten, lengkap, transparan, dan akurat sehingga dapat diterima secara internasional.

MRV dapat membantu pemerintah dalam menetapkan emisi awal (baseline) karbon untuk dasar perhitungan dalam mekanisme carbon trading di bursa karbon.

Merujuk data IPCC-GL 2006, perhitungan data cadangan karbon dan perubahannya perlu memperhitungkan lima sumber karbon (carbon pools), yakni tanah, serasah, pohon yang mati, serta biomassa di bawah dan atas tanah.

Baca juga: Tips Menurunkan Tagihan Listrik dan Energi

Lewat skema REDD+, pengelola hutan yang sudah meraih sertifikasi pengelolaan hutan lestari dapat mengakses tambahan insentif jasa lingkungan berupa kredit karbon.

Pada perkembangan implementasi REDD+ di Indonesia, terdapat banyak tantangan dan lika-liku yang dilewati. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), REDD+ menjadi isu lintas sektoral yang memerlukan koordinasi dengan seluruh stakeholder untuk bersama-sama mengatasi penyebab deforestasi dan degradasi hutan dalam kerangka implementasi REDD+ secara penuh, baik di skala nasional maupun subnasional.

Dukungan stakeholder

Untuk mewujudkan impian penurunan emisi karbon, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan dukungan dari stakeholder terkait, terutama pihak swasta.

Hal tersebut disadari betul oleh Schneider Electric, perusahaan yang fokus dalam transformasi digital manajemen energi dan automasi.

Schneider Electric menginisiasi program Schneider Green pada 2022 dan telah berhasil memberikan dampak positif serta manfaat melalui penanaman lebih dari 300 pohon di berbagai kota, mulai dari Bekasi, Medan, Surabaya, Mojokerto, Malang, hingga Kediri dengan potensi penyimpanan karbon mencapai 6,89 ton.

Baca juga: Manfaat Bangunan Cerdas dan Hijau dalam Upaya Dekarbonisasi

Schneider Electric pun menargetkan dapat menanam 800 bibit tanaman keras hingga 2025 yang memiliki potensi penyimpanan karbon mencapai 18,4 ton.

Secara keseluruhan, Schneider Electric mencanangkan kupaya karbon netral pada operasinya, termasuk karbon dioksida offset pada 2025. Pada 2030, Schneider Electric akan mengurangi pengeluaran karbon sebesar 25 persen di seluruh rantai pasok dan “Net-Zero ready” dalam operasinya.

Kemudian, pada 2040, Schneider Electric mencanangkan kupaya karbon netral pada seluruh rantai pasok dan Net-Zero emisi karbon pada seluruh rantai pasok pada 2050.

Untuk memahami lebih lanjut tentang komitmen dan perjalanan keberlanjutan Schneider Electric sebagai Impact Company, baca laporan keberlanjutan terbarunya di sini.

Senin, 25 September 2023

Schneider Electric Sediakan Panduan Desain Data Center untuk Memaksimalkan AI

Data center di Indonesia

Hi guys!

Pemanfaatan artificial intelligence (AI) secara global diproyeksikan akan terus meningkat dengan laju pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 26-36 persen pada 2028.

Menurut studi yang dirilis oleh firma konsultan Kearney, Indonesia bahkan memiliki potensi peningkatan ekonomi pada 2030 mencapai 366 miliar dollar AS atau Rp 5.371 triliun jika menerapkan AI pada semua lapangan usaha.

Secara horisontal, perkembangan AI ini akan berdampak pada peningkatan permintaan daya di data center. Permintaan kebutuhan energi pun diproyeksikan akan meningkat.

Baca juga: Belajar Sustainability Gratis di Sustainability School Schneider Electric

Disrupsi AI memang telah membawa perubahan dan tantangan yang signifikan dalam desain dan operasi data center.

Saat ini, pemanfaatan AI semakin luas dan berdampak pada ragam sektor industri, mulai dari manufaktur, keuangan, perawatan kesehatan, transportasi, hingga hiburan.

Kondisi tersebut pada akhirnya berdampak pada permintaan daya pemrosesan yang lebih tinggi. Guna menanganinya, data center harus beradaptasi secara efektif untuk memenuhi kebutuhan daya yang terus berkembang dari aplikasi berbasis AI.

Baca juga: Pentingnya Solusi Edge computing untuk Mendukung Digitalisasi Sekolah

Hal itulah yang mendasari perusahaan transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric, meluncurkan panduan berjudul Disrupsi AI: Tantangan dan Panduan untuk Desain Data Center.

Panduan cetak biru tersebut memaparkan beberapa pertimbangan utama terkait empat kategori infrastruktur fisik, yaitu daya, pendinginan, rak, dan perangkat lunak.

Pada era AI seperti sekarang, panduan terbaru Schneider Electric membuka jalan bagi bisnis untuk merancang data center yang tidak hanya mampu mendukung AI, tetapi juga dioptimalkan sepenuhnya untuk AI.

Panduan ini memperkenalkan konsep-konsep inovatif dan praktik-praktik terbaik, yang sekaligus memposisikan Schneider Electric sebagai pelopor dalam evolusi infrastruktur data center.

Baca juga: Tips Menurunkan Tagihan Listrik dan Energi

Aplikasi AI sangat intensif dalam hal komputasi dan membutuhkan daya pemrosesan dalam jumlah besar yang disediakan oleh graphic processing unit (GPU) atau akselerator khusus AI. Hal ini memberikan beban yang signifikan pada daya dan infrastruktur pendingin data center. 

Seiring dengan meningkatnya biaya energi dan pemenuhan kepatuhan terhadap praktik sustainability, data center harus berfokus pada perangkat keras yang hemat energi, seperti sistem daya dan pendingin berefisiensi tinggi, serta pemanfaatan sumber daya terbarukan untuk membantu mengurangi biaya operasional dan jejak karbon.

Membuka potensi penuh AI

Panduan data center untuk AI dari Schneider Electric mengeksplorasi titik temu antara AI dan infrastruktur data center, yang membahas pertimbangan-pertimbangan utama seperti:

  • Panduan tentang empat atribut dan tren AI utama yang mendukung tantangan infrastruktur fisik dalam hal daya, pendinginan, rak, dan manajemen perangkat lunak.
  • Rekomendasi untuk menilai dan mendukung kepadatan daya rak yang ekstrem pada server pelatihan AI.
  • Panduan untuk mencapai transisi yang sukses dari pendingin udara ke pendingin cair untuk mendukung peningkatan daya desain termal beban kerja AI.
  • Rekomendasi spesifikasi rak untuk mengakomodasi server AI yang membutuhkan daya tinggi, manifold dan pipa pendingin, serta kabel jaringan dalam jumlah besar dengan lebih baik.
  • Panduan dalam menggunakan manajemen infrastruktur data center (DCIM), sistem manajemen daya listrik (EPMS), dan perangkat lunak sistem manajemen gedung (BMS) untuk menciptakan digital twin dari data center, operasional, dan manajemen aset. 
  • Outlook tentang teknologi baru dan pendekatan desain untuk membantu mengatasi evolusi AI.

Untuk informasi lebih lanjut tentang solusi dan keahlian pusat data AI Schneider Electric, silakan kunjungi website Schneider Electric.

Jumat, 22 September 2023

Pentingnya Solusi Edge computing untuk Mendukung Digitalisasi Sekolah

Edge computing menjadi solusi bagi dunia pendidikan untuk mempercepat digitalisasi di sekolah

Hi guys!

Seiring cepatnya perkembangan kecanggihan teknologi, sekolah di seluruh dunia mempunyai peluang mewujudkan digitalisasi dengan mengadopsi alat pembelajaran baru dan meningkatkan infrastruktur.

Seperti kita ketahui, transformasi digital dalam dunia pendidikan terus berkembang secara cepat di masa mendatang. Saat ini saja, sudah menjadi hal yang lumrah bagi siswa di ruang kelas membawa perangkat gadget, seperti laptop, tablet, atau smartphone.

Perangkat tersebut dan teknologi di ruang kelas, memungkinkan digitalisasi lebih lanjut karena para pendidik akan semakin mengandalkan solusi digital.

Baca juga: Skema Impact Investing untuk Pengembangan Cleantech Startup yang Berkelanjutan

Sementara itu, permintaan terhadap kebutuhan data terus meningkat sehingga semakin membebani infrastruktur IT dan berpotensi menyebabkan masalah downtime, konektivitas, atau latensi. Oleh karena itu, sekolah perlu memperkuat infrastruktur IT dengan solusi edge computing.

Penting juga bagi sekolah memastikan bahwa tim IT dilengkapi dengan alat dan pelatihan yang diperlukan untuk mendukung proses digitalisasi secara efektif.

Teknologi AR dan VR dalam pendidikan

Dalam lima tahun ke depan, teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) kemungkinan akan menjadi hal yang umum di sekolah-sekolah di seluruh dunia.

Para guru sudah mulai memanfaatkan metaverse sebagai platform pembelajaran. Metaverse menggabungkan AR, VR, dan internet untuk menyediakan lingkungan kolaboratif yang mendalam.

Beberapa sekolah sudah menggunakan AR dan VR untuk melakukan karyawisata (study tour) yang dapat dilakukan secara virtual. 

Baca juga: Tips Menurunkan Tagihan Listrik dan Energi

Selain itu, kompetisi online juga mulai menjadi opsi yang semakin populer. Tidak lama lagi, e-sports juga akan menjadi kegiatan ekstrakurikuler yang umum ada di sekolah.

Alat-alat digital yang baru muncul ini bisa diintegrasikan ke dalam lingkungan hibrida yang sudah ada dan seiring dengan proses transformasi digital, sekolah memerlukan infrastruktur tambahan, keamanan, dan perlindungan daya untuk mendukung teknologi baru.

Investasi teknologi digital terus meroket

Investasi pendidikan pada teknologi digital, seperti aplikasi bahasa, bimbingan virtual, dan perangkat lunak pembelajaran online semakin meningkat di seluruh dunia.

Berdasarkan data World Economic Forum, investasi ini mencapai 18,66 miliar dollar AS atau setara Rp 286 triliun pada 2019 dan industri pendidikan online secara keseluruhan diproyeksikan mencapai 350 miliar dollar AS atau setara Rp 5.380 triliun pada 2025.

Seiring dengan transformasi digital yang digencarkan di sekolah, ketersediaan bandwidth dan sistem harus menjadi prioritas sehingga menciptakan tantangan bagi para ahli IT.

Baca juga: Belajar Sustainability Gratis di Sustainability School Schneider Electric

Masalahnya, masih banyak daerah yang kekurangan staf IT berkualitas untuk memelihara dan memantau infrastruktur dan perangkat lunak tambahan guna mendukung teknologi digital baru.

Guna mengatasi tantangan ini, tim IT di pusat dapat melakukan pemantauan jarak jauh untuk mengelola data center, aplikasi edge computing, dan jaringan komunikasi untuk kepentingan sekolah di daerah.

Solusi edge computing

Institusi pendidikan harus mempertimbangkan investasi pada peralatan jaringan canggih untuk menangani potensi ledakan kebutuhan akan teknologi baru. Selain itu, mereka harus meninjau kebutuhan infrastruktur, daya, dan perangkat pendingin untuk membantu menjaga waktu aktif jaringan.

Terakhir, untuk membantu memantau dan mengelola infrastruktur terdistribusi, tim IT dapat beralih ke pemantauan jarak jauh untuk memungkinkan guru, siswa, administrator, dan staf IT terhubung ke jaringan sekolah.

Visibilitas jarak jauh ke daya ruang server, pendingin, peralatan komputer, dan peralatan jaringan lemari kabel memungkinkan administrator sistem untuk memantau kinerja dan mengidentifikasi anomali peralatan.

Baca juga: Manfaat Bangunan Cerdas dan Hijau dalam Upaya Dekarbonisasi

Selain itu, sekolah bisa memanfaatkan uninterruptible power supplies (UPS) membantu menjaga ketersediaan sistem dengan menyediakan listrik transisi selama pemadaman listrik. UPS ini memungkinkan administrator untuk melakukan reboot sistem dari jarak jauh bila diperlukan.

Hal yang patut dipertimbangkan untuk sekolah adalah model UPS kecil dan ringan yang dirancang untuk lingkungan edge computing dan pusat data mikro. Misalnya, APC Smart-UPS Ultra dari Schneider Electric yang berukuran 30 persen lebih kecil, 50 persen lebih ringan, dan menghasilkan daya satu setengah kali lebih besar dibandingkan model sebelumnya.

Hal ini membuatnya lebih mudah untuk diterapkan di ruang yang lebih sempit dengan persyaratan komputasi yang lebih tinggi.

Minggu, 17 September 2023

Tips Menurunkan Tagihan Listrik dan Energi

Seorang pekerja perempuan sedang mencari tahu bagaimana cara terbaik menurunkan biaya listrik dan energi perusahaan

Hi guys!

Melonjaknya harga listrik tentu merugikan operasional industri di seluruh dunia. Inflasi energi berdampak pada kenaikan biaya, kendala kontrak kerja, penyusutan tenaga kerja, dan masalah pasokan bahan bakar.

Tingginya harga bahan bakar bahkan menyebabkan beberapa pabrik membatasi produksi atau tutup sama sekali.

Baca juga: Skema Impact Investing untuk Pengembangan Cleantech Startup yang Berkelanjutan

Selama dua tahun ke depan, McKinsey & Company memperkirakan bahwa 57 persen produsen di Eropa tidak bisa senantiasa mengurangi konsumsi gas sambil tetap mempertahankan tingkat produksi saat ini.

Dalam industri proses, hibrida, atau diskrit, meningkatnya biaya energi dan ketidakpastian pasokan bahan bakar berdampak langsung pada laba dan aktivitas operasional yang dapat menyebabkan:

  • pangsa pasar menyusut
  • kehilangan pekerjaan
  • relokasi operasi ke negara-negara dengan biaya energi yang lebih rendah (jika memungkinkan)
  • kendala manufaktur yang mengganggu rantai pasokan hilir (termasuk produsen, distributor, pengecer, dan konsumen lain)

Sebagian besar pemimpin bisnis menyadari bahwa tantangan yang ditimbulkan oleh kenaikan harga energi akan tetap menjadi hambatan jangka panjang terhadap pertumbuhan bisnis.

Cara hemat biaya energi

Para pemimpin industri yang berpikiran maju secara aktif mengembangkan strategi transisi untuk secara signifikan meningkatkan peluang penghematan energi di seluruh operasional saat ini dan mempersiapkan diri menghadapi masa depan yang bergejolak.

Tiga langkah berikut dapat membantu menurunkan konsumsi energi dan biaya terkait:

1. Memanfaatkan pendanaan teknologi

Di sisi pasokan energi, inisiatif pemerintah jangka pendek dan jangka panjang dapat membantu mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil dengan menjadikannya lebih terjangkau bagi perusahaan untuk menggunakan energi terbarukan.

Di sisi permintaan, perusahaan dapat memfasilitasi digitalisasi operasi dan program efisiensi energi baru.

Baca juga: Belajar Sustainability Gratis di Sustainability School Schneider Electric

Kombinasi subsidi ini dan tindakan yang diambil oleh masing-masing organisasi dapat membantu industri mengendalikan biaya sekaligus memitigasi ketidakamanan energi saat ini, serta membantu perusahaan mencapai target energi ramah lingkungan untuk menjamin masa depan yang lebih berketahanan.

2. Melakukan audit energi

Audit adalah langkah pertama dalam program manajemen energi yang efektif dengan menetapkan status quo.

Audit energi dapat mengungkap kekurangan dalam sistem yang memakan energi seperti pompa, ventilasi, penerangan, udara bertekanan, uap, pendingin, HVAC, dan mesin proses, serta membantu mengidentifikasi dan memprioritaskan area yang berpotensi menghemat energi.

3. Mengukur dan memantau

Untuk mendorong perbaikan, perusahaan juga memerlukan pengukuran konsumsi energi yang terperinci untuk menentukan garis dasar.

Hubungkan dan automatisasi aset prusahaan. Kemudian, dengan menggunakan alat digital, perusahaan dapat memantau dan menganalisis efektivitas upaya peningkatan energi terhadap tolok ukur yang ada.

Jadi, tindakan manakah yang paling mendorong penghematan energi?

Baca juga: Manfaat Bangunan Cerdas dan Hijau dalam Upaya Dekarbonisasi

Keberhasilan sangat bergantung pada kombinasi dekarbonisasi – yang memfasilitasi transisi menuju perilaku yang meningkatkan efisiensi energi – dan strategi manajemen energi yang unik untuk operasional perusahaan.

Sebagai ahli dalam automasi industri, sistem tenaga, dan manajemen energi, Schneider Electric bekerja dengan perusahaan industri di seluruh dunia untuk membantu perusahaan mendigitalkan dan mendekarbonisasi operasionalnya.

Kamis, 07 September 2023

Belajar Sustainability Gratis di Sustainability School Schneider Electric

Sustainability School Schneider Electric

Hi guys!

Schneider Electric memperkenalkan Sustainability School Schneider Electric yang ditujukan untuk membantu perusahaan mengatasi tantangan dasar dalam bertransformasi.

Platform digital yang dapat diakses secara gratis ini menyediakan berbagai pelatihan interaktif yang bertujuan untuk membekali perusahaan dan para profesional dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan guna meningkatkan kinerja sustainability mereka.

Aksi sustainability atau keberlanjutan menjadi faktor penting yang harus dijalankan perusaahaan demi mewujudkan karbon netral.

Namun, ternyata, hanya terdapat 41 persen perusahaan terkemuka di Asia, termasuk Indonesia, yang telah menerapkan strategi sustainability dalam sebuah perencanaan yang jelas dan terukur.

Baca juga: 3 Pelajaran Transformasi Digital bagi Perusahaan

Sebanyak 70 persen di antaranya mengatakan bahwa penyebab utama belum terlaksananya aksi sustainability di perusahaannya adalah masalah internal.

Data tersebut didapatkan dari penelitian yang dilakukan Schneider Electric terhadap C-level executive dan tenaga profesional pada 2022.

Penelitian tersebut dilakukan untuk menunjukkan bahwa sebagian besar organisasi dan perusahaan terkemuka di Asia belum menyadari pentingnya manifestasi aspek sustainability dalam strategi bisnis perusahaan.

Kendala internal, seperti pola pikir, pengetahuan, budaya perusahaan yang belum mendukung transformasi, serta kurangnya data penunjang untuk membuat perencanaan strategis membuat aksi sustainability sukar dijalankan.

Baca juga: Manfaat Bangunan Cerdas dan Hijau dalam Upaya Dekarbonisasi

Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Roberto Rossi mengatakan, Sustainability School Schneider Electric merupakan platform digital yang dapat diakses secara gratis.

Platform ini menyediakan berbagai pelatihan interaktif yang bertujuan untuk membekali perusahaan dan para profesional dengan pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja sustainability mereka.

Menyelaraskan pola pikir dan wawasan terkait upaya sustainability merupakan pondasi penting yang menentukan keberhasilan transformasi perusahaan. Hal inilah yang melatarbelakangi Schneider Electric memperkenalkan sustanability school

Saat pertama kali diluncurkan, sustanability school hanya diperuntukkan bagi para karyawan Schneider Electric untuk meningkatkan wawasan dan keahliannya dalam hal sustainability. Hal ini dilakukan untuk mendukung ekosistem mitra perusahaan lebih baik.

Baca juga: Skema Impact Investing untuk Pengembangan Cleantech Startup yang Berkelanjutan

Saat ini, sustanability school  terbuka untuk para profesional dan perusahaan eksternal dari berbagai skala. Fungsinya adalah memfasilitasi kebutuhan mereka dalam mengambil langkah pertama menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Sustainability School Schneider Electric adalah langkah besar Schneider Electric selanjutnya untuk membuktikan bahwa perusahaan tidak hanya dapat menjalankan bisnis, tetapi juga dapat meningkatkan kinerja mereka secara fundamental.

Platform pelatihan online ini memang dirancang untuk mengedukasi dan menginspirasi individu serta organisasi untuk mengadopsi praktik-praktik sustainability

Sustainability merupakan inti dari bisnis Schneider Electric dan perusahaan asal Prancis ini percaya bahwa pengetahuan adalah kunci untuk mendorong perubahan dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

Melalui Sustainability School, Schneider Electric juga ingin memberdayakan setiap individu untuk menjadi Green Heroes for Life di lingkungan terdekat dan terus meningkatkan kemampuannya.

Peluang dekarbonisasi ekonomi 

Perjanjian Paris 2015 memicu gerakan di seluruh sektor ekonomi untuk mengurangi atau menghilangkan emisi karbon. 

Survei Gartner yang dilakukan pada 2022 menunjukkan bahwa 87 persen pemimpin bisnis memperkirakan alokasi pengeluaran mereka untuk sustainability akan meningkat dalam dua tahun ke depan.

Namun, terlepas dari komitmen yang terus meningkat terhadap dekarbonisasi, kesenjangan pengetahuan dan keterampilan yang cukup besar masih menjadi penghalang bagi kemajuan sustainability.

Baca juga: Demi Sustainability, Schneider Electric Manfaatkan Surplus Generasi Muda

Selain itu, perusahaan semakin mengandalkan mitra yang memiliki keahlian di bidang sustainability untuk mendukung mereka dalam membantu mewujudkan dekarbonisasi pada operasional mereka.

Sebagai Impact Company, kami menempatkan sustainability sebagai inti dari bisnis untuk mencapai dampak positif dan berkelanjutan bagi planet dan masyarakat.

Dengan Electricity 4.0 sebagai inti dari program, sustainability school melengkapi dan memperkuat komitmen tersebut.

“Kami dapat mendukung para mitra dalam mempercepat aksi iklim di tiga pilar utama, yakni menyusun strategi (strategize), digitalisasi (digitize), dan dekarbonisasi (decarbonize),” kata Roberto.

Tidak hanya korporasi, Sustainability School Schneider Electric juga dapat menjadi platform yang tepat bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk belajar dan memperoleh pengetahuan.

3 bab pelajaran

Sebagai informasi, pembelajaran di Sustainability School Schneider Electric terdiri dari tiga bab. Bab pertama adalah memahami keberlanjutan dan risiko yang terlibat.

Pada bab pertama ini, peserta akan mempelajari dasar-dasar keberlanjutan, termasuk ilmu pengetahuan dan istilah di baliknya. Peserta akan menemukan alasan penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan secara serius terkait faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.

Kemudian, bab kedua adalah langkah menentukan rencana sustainability sebagai perusahaan.

Baca juga: Bagaimana Cara Mewujudkan Bangunan Zero Carbon yang Hemat Energi?

Bab kedua ini difokuskan pada cara perusahaan dan UKM membangun strategi dekarbonisasi, termasuk informasi tentang teknologi dan peralatan yang mudah diimplementasikan.

Selanjutnya, bab ketiga adalah memanfaatkan keahlian sustainability untuk meningkatkan peluang bisnis.

Bab ketiga akan merangkum pengetahuan dan perangkat yang dipelajari, mulai dari efisiensi energi hingga dekarbonisasi. Tujuannya adalah untuk mendukung peserta dalam menerapkan teori ke dalam praktik.