Sabtu, 14 September 2013

Ada Surga di Utara Jakarta

Gue besar di Jakarta. Tapi selama ini belum pernah ke tempat yang namanya Kepulauan Seribu. Padahal, rumah gue gak jauh dari pelabuhan Muara Angke yang terdapat di Jakarta Utara. Nah, alhamdulillah pada tanggal 10 Agustus 2013 kemarin gue akhirnya bisa ke Kepulauan Seribu.

Awalnya gue mau pergi ke Kepulauan Seribu bersama 3 teman gue. Tapi karena ada acara lain, 3 teman gue batal ikut. Jadilah gue lihat-lihat event Couschsufing di Jakarta. Gue buka semua upcoming event. Dan yakkk!! Ada event yang dibuat oleh orang Jepang yang mereka ingin melakukakn 'survival life' di pulau tak berpenghuni'. Wowww sounds excited!

Jadi, mereka berencana melakukan survival life selama 2 minggu pada tanggal 14 Agustus-28 Agustus 2013. Sebelum melakukan survival life, mereka ingin survey terlebih dahulu ke pulau mana yang cocok untuk ditinggali selama 2 minggu. Jadilah gue ikut surveynya aja pada tanggal 10 Agustus-11 Agustus 2013 dan gak ikut survival life-nya karena gue harus kembali ke Jogja untuk kuliah.

10 Agustus 2013
Kami sudah membuat janji untuk langsung bertemu di Pelabuhan Muara Angke pukul 07.00 pagi. Sesampainya gue di pelabuhan, ternyata mereka sudah menaiki kapal yang akan mengangkut kita ke pulau tujuan. Padahal gue belum tau tujuan kami ke pulau mana. Bertemulah kami dan saling berkenalan, mereka adalah Toshiki, Tomo, dan Tako. Mereka semua adalah mahasiswa dan seumuran sama gue. Di perjalanan berangkat kami langsung nyambung karena ya wajar lah sesama traveller pasti obrolannya tentang 'sudah ke mana saja' dan 'rencana mau ke mana lagi'. Kami berkomunikasi dengan bahasa Inggris, alhamdulillah untuk ukuran orang Jepang, bahasa Inggris mereka sudah cukup baik. Kami juga sempat berkomunikasi dengan berbagai bahasa asing yang kami kuasai dan itu sangat menyenangkan. Karena pada saat itu gue lagi terjangkit virus 'Japanese' (lagi suka yang berbau Jepang), gue tanya-tanya aja tentang apa yang gue penasarin, tentang budayanya, sistem transportasi di sana, pergaulan di sana, dll.

Gue lebih banyak ngobrol sm Toshiki pada saat itu. Ternyata doi traveller abis men! Dari apa yang sudah dia ceritakan, tipe travelling dia adalah tinggal sekurang-kurangnya 2 minggu-4 minggu di suatu negara dengan menentukan misi apa yang akan dia lakukan di negara tersebut. Seperti contohnya sekarang, dia pergi ke Indonesia selama sekitar 1 bulan. Misi dia adalah tinggal di pulau tak berpenghuni di Indonesia, yang notabenenya terdapat di Kepulauan Seribu.

Ini video kami di perjalanan ke Pulau Pramuka

Tanpa terasa (sebenernya gue udah enek mau muntah, re: mabok laut) kami sudah di tengah perjalanan dan gue masih belum tau tujuan kami ke pulau mana. Setelah gue tanya ke Toshiki dkk ternyata mereka lupa nama pulaunya, oh meeeeen. Dia memberikan secarik kertas ke gue yang isinya nomor telfon salah satu guide dan list pulau-pulau. Setelah gue telfon guide tersebut, ternyata tujuan kami adalah Pulau Pramuka, yeay!


Guide kami menjelaskan pulau-pulau sekitar
Pulau Pramuka adalah pusat pemerintahan administrasi Kepulauan Seribu. Jadi, semua lengkap ada di pulau ini. Di sana kami bertemu dengan salah satu guide yang bisa berbahasa Jepang. Beliau menjelaskan kepada kami, pulau mana saja yang tidak berpenghuni dan bisa ditempati. Setelah pemilihan pulau-pulau mana saja yang akan kami survey dan sedikit nego dengan pemilik kapal (harus menyewa kapal untuk menuju pulau tak berpenghuni, karena tidak ada kapal penumpang ke arah sana). Dipilihlah Pulau Opak Besar dengan sewa kapal Rp.500.000 PP. Yihaaa!

Sebelum berangkat untuk survey, kami diajak berkeliling Pulau Pramuka untuk mencari tempat yang cocok untuk mendirikan tenda untuk bermalam. Akhirnya kami menemukan tempat yang perfect untuk didirikan tenda. Setelah itu, kami langsung bergegas untuk survey! Ternyata asik juga ya naik kapal sewaan dengan kapal tradisional. Bebas untuk melakukan apa saja di tengah lautan yang pada saat itu ombak sedang tenang dengan sinar matahari yang cukup menyengat. Pada momen ini, gue lebih banyak bercerita sama si Tako. Ternyata dia sedang melakukan exchange program di Filipina. Jadilah gue bertanya-tanya apa perbedaan Jepang dan Filipina. Gue juga lebih nyambung ngobrol sama dia tentang AKB48, karena gue penasaran haha.

Ini perjalanan kami ke Pulau Opak Besar

Pulau Opak Besar

Kami menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari Pulau Pramuka ke Pulau Opak Besar. Wowwwww keren banget!! Banyak terumbu karang yang masih alami dan beningnya air di sekitar pulau membuat kami sangat bersemangat. Jadi, pulau ini berbentuk lingkaran yang hampir seluruh isi pulau adalah hutan dan juga pasir pantai yang putih halus menghiasi bibir pulau. Kami berjalan mengelilingi pulau, menembus hutan kecil di tengah pulau dan juga berenang sampai puas di sekitar pulau.Wohooo gue seneng banget, bisa berenang ditemani terumbu karang yang indah, memandang langit yang cerah dan juga pulau-pulau lainnya di sekitar kami yang terlihat. Sugoii! (keren). Kami juga sempat memakan daging Bulu Babi. Ternyata dagingnya tidak perlu dimasak, men. Cukup cuci dagingnya di air laut dan langsung bisa disantap. Rasanya asin-asin amis gitu, tapi enak, kalian harus coba memakannya tapi hati-hati ya jangan sampai terkena durinya. Akhirnya Toshiki dkk memilih pulau ini untuk ditempati selama 2 minggu mendatang.

Toshiki : "Liat tuh lek, ada Kuntilanak."
Gue (muka cengo) : "Anjirrr Kuntilanak kepalanya botak."
Look! Beautiful isn't it?
Swim! Swim! Swim!
Yeaaaah
Yuuhi wo miteiru ka? (Apakah kau melihat mentari senja?)
Sekembalinya kami di Pulau Pramuka, kami bergegas untuk mendirikan tenda, mencari kayu kering, dan bersenang-senang di air. Pada saat sunset, kami mencari makan dan mencari sinyal wi-fi (sinyal wi-fi di Pulau Pramuka bisa didapat di sekitar antena pemancar sinyal di selatan pulau). Nah di sini gue lebih banyak ngobrol sama Tomo. Selera humor Tomo lebih besar dari kedua temannya. Jadi kalo ngomong sama dia, pasti ngakak mulu. Dia paling nyambung kalo diajak ngobrol tentang cewe, gue tanya-tanya aja dah tuh cewe-cewe Jepang seperti apa haha. Dia juga sempat nunjukin foto pacarnya ke gue dan gue juga gamau kalah nunjukin foto pacar gue ke dia dong.

Ini video tentang aktifitas keren kami saat di Pulau Pramuka.
(nb: miringin kepala kalian untuk melihat video dengan jelas :p)

Serasa rumah sendiri
Pesta api unggun
Bermalam di tenda di alam terbuka lebih seru daripada hanya tidur di homestay dengan kasur yang empuk. Kita bisa merasa lebih dekat dengan alam. Ini pertama kalinya gue bermalam di Kepulauan Seribu, indah banget surga dunia ini, banyak bintang bertebaran pada malam itu yang pastinya akan sulit untuk melihat ini di kota Jakarta.

11 Agustus 2013
Ohayou gozaimasu!! (selamat pagi). Kami saling menyapa setelah bangun dari tidur. Hal ini membuat gue senang karena bisa meniru apa yang ada di film-film Jepang ahahha. Cuaca cerah dan misi kami hari ini adalah membeli alat pancing dan memancing. Hal ini sangat penting bagi mereka, karena dalam 2 minggu tinggal di pulau tak berpenghuni mereka harus bisa survive dengan mengandalkan kekayaan alam di sekitar.

Akhirnya mereka berhasil membeli 3 alat pancing dengan harga satunya Rp.120.000. Gue memutuskan untuk tidak membeli. Yak mereka mencoba memancing dan yang paling bersemangat adalah Toshiki dan Tomo. Tako menyerah dalam hal ini karena dia tidak begitu mahir memancing dan akhirnya nemenin gue ngobrol sambil berenang. Pada saat itu, gue gak memikirkan masa lalu dan masa depan. Yang ada di otak gue pada saat itu adalah menikmati suasana pada momen ini sepuas-puasnya. Gue gak henti-hentinya bersyukur pada saat itu saking indahnya momen yang lagi gue jalani. Lagi enaknya menikmati suasana, gak sadar kalo gue mundur-mundur dan yak, mata kaki kanan gue kena duri bulu babi. Tanpa mikir terlalu lama, langsunglah gue obati dengan mengoleskan air seni badak bercula satu sendiri (serius ini obatnya) ke luka yang terkena duri bulu babi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00. Gue harus bersiap-siap untuk meninggalkan pulau ini dan kembali ke Jakarta. Kapal berangkat dari Pulau Pramuka pukul 12.00 menuju Pelabuhan Muara Angke. Sayang banget gue cuma bisa meluangkan waktu 2 hari saja bersama mereka di sana. But that's not a big problem, gue bisa kapan aja pergi ke Kepulauan Seribu dan mungkin suatu saat gue bisa bertemu dengan mereka lagi di belahan dunia yang lain.

Ayo kita cari lagi keagungan ciptaan Tuhan di tempat yang lain :).

NB:
- Biaya Rp.500.000 untuk sewa kapal tidak dibagi rata untuk 4 orang. Toshiki memutuskan bahwa gue hanya cukup membayar Rp.50.000 dan sisanya (Rp.450.000) dibagi rata 3 orang. Sungguh pengertian sekali :p.
- Gue bawa bekal makan dari rumah untuk 2 hari, jadi gue gak ngeluarin duit buat makan di sana.

Rincian dana perjalanan gue:
Tiket kapal berangkat                : 35rb
Tiket kapal penyebrangan pulau : 5rb 
Sewa kapal                               : 50rb
Tiket kapal pulang                     : 38rb
Yang lain-lain                            : 20rb
Total                                        : Rp. 148.000 (irit banget khannn)

4 komentar:

  1. keren2 boss ^^
    kudu kesana
    http://buruhkurikulum.blogspot.com/2013/09/catatan-perjalanan-merbabu-via-selo.html

    BalasHapus
  2. lmayan tuw tmpatnya, ongkosnya jg ngirit...!!!

    BalasHapus
  3. @Hari thanks bro :D

    @Tiket iya ayo jadi smart traveller! :D

    BalasHapus
  4. pulau opak besar? saya baru dengar namanya tapi pemandangan disana indah sekali ya, airnya pun jernih..

    BalasHapus