Tampilkan postingan dengan label Gunungkidul. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gunungkidul. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 Oktober 2015

Menikmati Sejuknya Pantai Sanglen

Di sore hari yang cukup cerah, sampailah kami di sebuah pantai. Pantai Watu Kodok namanya. Sesampainya di sana, kami langsung disambut seorang nenek. Ternyata beliau adalah salah satu penjaga parkir di pantai tersebut. Ada yang berbeda dari pantai ini, banyak banner terpasang di sudut-sudut gubuk tempat kami memarkir motor. Dengan spontannya, gue bertanya ke si nenek, "Mbah, ini ada apa ya kok banyak banner terpasang?". Kemudian nenek menjawab pertanyaan gue, "Oh ini bentuk protes warga mas terhadap para investor yang akan menggusur kami". "Investor? Investor apa nggeh mbah?", gue masih penasaran. "Rencananya di sini akan dibangun sebuah resort mewah dan imbasnya, warung-warung yang juga tempat tinggal kami di pantai ini akan tergusur", timpal si nenek.

Menikmati Sejuknya Pantai Sanglen (journeyofalek.com) 1
Bisa dibilang tanah di pantai ini milik Sultan yang diberikan kepada warga sekitar (Foto oleh Rio Paul)

Menikmati Sejuknya Pantai Sanglen (journeyofalek.com) 2
Banner di tempat parkir (Foto oleh Rio Paul)

Jleb! Gila juga ya pembangunan di pantai-pantai Gunungkidul, Jogja ini. Setelah para investor menyulap sebuah pantai asri nan alami seperti Pantai Indrayanti menjadi seperti kawasan Kuta Bali, kini mereka merambah ke pantai-pantai lainnya. Salah satunya adalah kawasan Pantai Watu Kodok dan Pantai Sanglen.

Rabu, 25 Desember 2013

Pantai Jungwok yang (katanya) Angker

Holaaa!
Pantai baru lagi nih! Emang yah, di selatan Jogja tuh pantainya banyak banget dan unik-unik. Setiap pantai mempunyai sisi keindahan dan bahkan sisi kemistisannya sendiri. Kayak pantai yang baru gue kunjugi nih. Katanya sih pantai ini angker, katanyaaa. So percaya gak percaya itu dikembalikan kepada masing-masing orang yang sudah pernah mengunjungi pantai ini.
Romansa di Pantai Jungwok (Foto oleh Irum Tyas Utami)

Pantai Jungwok terletak di sisi timur Pantai Wediombo yang (katanya) juga angker. Cara menuju ke Pantai Jungwok cukup mudah. Jika kita sudah menemukan tikungan ke arah Pantai Wediombo dan Jungwok, ikuti saja jalannya dengan motor. Nah, nanti ada persimpangan dua arah, persimpangannya tidak terlalu besar jadi harus hati-hati untuk mengetahui persimpangan ini, kalau lurus akan tembus ke Pantai Wediombo, nah kita belok kiri, di sana ada gubuk kecil untuk tempat parkir, bagi yang suka trekking, parkirlah motor kalian di sana dan bayar seiklasnya. Jika malas untuk jalan kaki menuju pantai, bawa saja motornya menelusuri jalan tersebut dan bisa parkir di pinggir pantai, tapi harus diketahui bahwa jalan tersebut bergelombang, maklum jalan desa. Ikuti saja jalur itu sampai terdengar suara deburan ombak, dan sampailah di pantai Jungwok.

(7-8 Desember 2013) Kami memutuskan untuk parkir di dekat persimpangan karena ingin mencoba jalur trekking ke Pantai Jungwok. Kami sampai sekitar pukul 18.30. Sudah gelap memang, tapi itulah serunya! Sekitar 30 menit kami sampai pantai tersebut. Waaaah panjang juga garis pantainya. Sesampainya di sana seperti biasa, ada yang langsung mendirikan tenda, ada yang memasak air, ada yang langsung ngegalau, dan berbagai aktifitas lainnya.

Sialnya adalah sleeping bag yang akan gue pakai tertinggal di bagasi motor. Oh d*mn! Mau gak mau gue harus ambil itu sleeping bag. So, gue ditemani oleh Gita akhirnya memutuskan untuk mengambil di tempat parkir tadi. Jalan berdua malem-malem di gelapnya jalanan desa yang samping kiri kanan hanya ada ladang dan sesekali gubuk kecil dan tidak ada lampu jalan itu spooky abis men. Okelah jalan menuju parkiran itu biasa aja, maksudnya gak terlalu merasakan apalah gitu. Tapi pas jalan pulang ke pantainya, behhh serasa ada yang ngikutin + memantau kita. Ditambah dengan suara aungan anjing nan jauh di sana menambah suasana mistis semakin terasa. Kita pun jalan cepat serasa jogging pagi. 1 jam perjalanan bolak-balik ini, akhirnya sampai lagi di pantai Jungwok.