Rabu, 02 Desember 2020

Biar Listrik di Rumah Aman, Ini 5 Tips Membeli UPS dan Stop Kontak Anti-Petir

UPS APC by Schneider Electric

Halo guys, masih kerja di rumah atau work from home (WFH), nih? Selama WFH, jaringan listrik di rumah aman gak? Atau bahkan listrik jadi tidak stabil? 

Kalau listrik tidak stabil, biasanya ditandai dengan sering mati listrik, lampu di rumah suka berkedip, atau frekuensi sambaran petir terjadi cukup sering saat cuaca buruk. Jika kejadian ini sering dialami, tampaknya kamu harus lebih berhati-hati mulai saat ini.

Pasalnya, tegangan listrik yang tidak stabil atau kerap terjadinya pemadaman listrik bisa mengganggu produktivitas kerja saat kamu melakukan WFH. Misalnya kehilangan data pekerjaan atau bahkan kehilangan peluang bisnis akibat rapat yang tertunda karena listrik padam.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, kamu bisa menggunakan uninterruptible power supply (UPS) sebagai cadangan daya listrik di rumah. UPS akan memberikan cadangan daya secara otomatis ketika terjadi pemadaman sehingga kamu memiliki waktu yang cukup untuk menyimpan data-data pekerjaan atau pelajaran.

Selain itu, kamu juga memerlukan stop kontak anti-petir. Sebab, alat ini berfungsi melindungi perangkat elektronik dari tegangan listrik yang tidak stabil. 

Stop kontak anti-petir biasanya memiliki fitur surge protection yang dapat mendeteksi gangguan tegangan listrik akibat sambaran petir atau penyebab lainnya dan secara otomatis menghentikan arus listrik ke peralatan elektronik dan mencegah terjadinya kerusakan.

Namun, memilih perangkat UPS dan stop kontak anti-petir untuk digunakan di rumah tak boleh asal. Berikut 5 tips yang bisa kamu perhatikan agar sesuai dengan kebutuhan dan memberikan perlindungan maksimal terhadap perangkat elektronik di rumah.

1. Hitung jumlah daya yang dibutuhkan oleh peralatan yang tersambung

Pastikan UPS yang kamu beli memiliki daya yang sesuai dengan kebutuhan. Jika perangkat yang tersambung memerlukan daya lebih dari yang dapat dihasilkan UPS, perangkat tidak akan dapat beroperasi, terlepas dari baterai UPS memiliki sisa energi dalam jumlah besar.

Harus diingat bahwa daya (watt) yang dapat digunakan dari sebuah UPS adalah sekitar 50-100 persen dari nilai volt-ampere (VA) tergantung power factor yang tertera di UPS.

Misalnya, UPS dengan kapasitas 1.000 VA dengan power factor 0,6, maka daya yang dapat digunakan adalah sekitar 600 watt. Untuk itu, selalu perhatikan hal ini.

2. Pilih fitur UPS yang sesuai kebutuhan

Ada berbagai macam tipe UPS dan semuanya menawarkan keunggulan fitur tersendiri. Salah satunya adalah fitur smartconnect yang dimiliki oleh APC by Schneider Electric. Fitur smartconnect ini dapat melakukan monitor performa UPS dari jarak jauh.

Untuk memiliki fitur ini, kamu hanya cukup membeli UPS SMC & SMT series tanpa membeli aksesori network management card tambahan ataupun license software berbayar. Untuk mengetahui tipe APC UPS yang sesuai dengan kebutuhan, kamu dapat mengakses laman ini.

Dapatkan berbagai promo dan diskon menarik untuk pembelian produk APC UPS dan stop kontak anti-petir dari Schneider Electric di Tokopedia dengan mengunjungi https://www.tokopedia.com/apc-official/.

3. Pertimbangkan daya tahan baterai

Selain menghitung jumlah daya yang dibutuhkan, hal penting lainnya adalah memeriksa jumlah waktu yang kamu harapkan untuk mengoperasikan UPS selama pemadaman atau kegagalan listrik.

Beberapa pengguna memerlukan UPS hanya untuk beberapa menit,biasanya untuk menyimpan beberapa pekerjaan penting dan kemudian secara efektif mematikan sistem tanpa risiko kerusakan. Di sisi lain, beberapa pengguna memerlukan sistem untuk beroperasi selama periode pemadaman listrik.

Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk memahami kebutuhan mereka sendiri sebelum memasang UPS. Jika diperlukan UPS yang memiliki jangka waktu backup lebih panjang, saya merekomendasikan SRT series, di mana UPS series tersebut memiliki aksesori tambahan berupa baterai eksternal yang tidak memerlukan instalasi rumit, tinggal dicolok ke unit UPS dan baterai eksternal otomatis menambahkan kapasitas back up time UPS.

4. Perhatikan garansi produk dan ketersediaan layanan purna jual

UPS dalam kondisi umum memiliki masa pakai yang identik dengan baterai internalnya, biasanya dapat bertahan selama 2-3 tahun. Namun, performa baterai kerap menurun seiring waktu. Untuk itu, selalu pelajari garansi yang diberikan oleh produsen mencakup penggantian atau perbaikan yang dapat diklaim selama masa garansi.

Perlu diketahui, produk APC UPS dari Schneider Electric memiliki garansi selama 2 tahun langsung dari APC dengan jaminan penggantian produk baru bila terjadi kerusakaan selama masa garansi. Jika terjadi kerusakan, kamu dapat menghubungi layanan customer service ke nomor 1500055. Nantinya, UPS pengganti yang baru akan dikirimkan selama masa garansi.

Baca juga: Ada Rencana Pasang Detektor Asap di Rumah? Simak Dulu 4 Tips Berikut...
Stop kontak anti petir Schneider Electric

 5. Periksa informasi komponen produk

Perihal stop kontak anti-petir, ada baiknya kamu  memeriksa informasi komponen produk stop kontak tersebut sebelum membeli, apakah dilengkapi dengan komponen anti-petir atau tidak. Lalu, pastikan perangkat penting yang akan dilindungi dari lonjakan tegangan harus dalam posisi tercolok ke stop kontak anti-petir tersebut.

Untuk stop kontak anti-petir keluaran Schneider Electric, yaitu APC Essential Surge Arrest tersedia mulai dari 1-8 soket. Tersedia juga series yang memiliki USB charger.

Produk UPS dan stop kontak anti-petir saat ini menjadi sebuah kebutuhan untuk meningkatkan kenyamanan dan ketenangan pikiran dalam menjalankan aktivitas bekerja dan belajar dari rumah.

Dalam pemilihan produk, kita harus memastikan kualitas dan fitur produk, serta kredibilitas produsennya. Sebab, hal ini berhubungan erat dengan keamanan dan keselamatan penghuni rumah.

Investasi pada produk yang memberikan nilai terbaik bagi kamu sangatlah penting mengingat kegagalan performa UPS dan stop kontak dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar.

Lokasi: Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar